Jakarta-TAMBANG. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede kapasitas 2 X 55 megaWatt (MW) yang terletak di Kecamatan Tomo dan Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang Jawa Barat memasuki tahap pekerjaan terowongan yang ditandai first tunnelling.
First tunnelling merupakan milestone penting memulai pekerjaan terowongan. PLTA Jatigede ini sangat diharapkan dapat beroperasi secara commercional operation date (COD) di tahun 2019 sesuai jadwal yang ditetapkan.
Proyek itu juga merupakan prioritas Pemerintah pada program pembangunan kelistrikan 35.000 MW dimana pelaksanaan groundbreaking dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Jokowi melalui video conference dari Samas Bantul Mei 2015 lalu, untuk memenuhi permintaan akan energi listrik yang semakin meningkat.
Acara ini merupakan simbolisasi dimulainya pekerjaan excavation di Adit Tunnel (terowongan akses untuk pekerjaan waterway) No.2 dan diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi kesuksesan pembangunan Proyek PLTA Jatigede 2 X 55 MW. Sementara itu, untuk Adit Tunnel No. 1 saat ini sedang dalam pembuatan struktur atas portal sebagai bagian persiapan pelaksanaan pengeboran.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah 1 (UIP JBT 1), Anang Yahmadi mengatakan pelaksanaan konstruksi adit tunnel 2 sempat dipindahkan di area baru disebabkan area sebelumnya berada di daerah longsoran.
“Dengan dimulainya ekskavasi di lokasi baru, pelaksanaan tunneling sudah bisa dilakukan pada peretngahan Juni, alhamdulillah berjalan dengan baik sesuai rencana,” ujarnya.
Walaupun saat ini general construction program direvisi, namun COD diharapkan tetap sesuai rencana pada Maret 2019. Kontraktor bisa speed-up untuk mengejar rencana yang sudah ada. Proses relokasi warga di dalam area proyek dapat dilaksanakan pada Juli 2016, sehingga ekskavasi di area powerhouse dapat dilaksanakan dengan penuh.
Anggaran untuk PLTA Jatigede tahun 2016 ini, sebesar sekitar US$ 30 juta, sementara menggunakan anggaran PLN (APLN). PLN telah menyiapkan disbursement dan sekarang progres pekerjaan tergantung kepada performa Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan sehingga target pekerjaan dapat selesai sesuai target yang direncanakan. Sejauh ini sampai Semester 1, baru terserap sekitar US$ 5-6 juta dengan progres pekerjaan sekitar 10%,” pungkas Anang Yahmadi.
PLTA Jatigede akan memanfaatkan air waduk Jatigede yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Waduk Jatigede merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia setelah waduk Jatiluhur Purwakarta dan terbesar di Asia Tenggara. Dengan total kepala keluarga (KK) yang terkena proyek waduk ini sebanyak 11.469 KK dengan luas lahan sekitar 4.983 Hektar.