Jakarta, TAMBANG – PT United Tractors Tbk (UT) berhasil mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp128,6 trilun sepanjang tahun 2023. Angka ini naik sebesar 4 persen dari tahun 2022 yang hanya mencapai Rp123,6 triliun.
Sementara, laba bruto United Tractors meningkat sebesar 3% dari Rp34,8 triliun menjadi Rp35,8 triliun. Sedangkan laba bersih Perseroan sedikit turun sebesar 2% menjadi Rp20,6 triliun dari Rp21,0 triliun dikarenakan adanya kenaikan biaya keuangan dan kerugian nilai tukar mata uang asing.
Penyumbang terbesar anak usaha Astra International ini yakni dari segmen kontraktor pertambangan yang berasal dari PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Dari bisnis ini, PAMA berhasil mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp54,0 triliun, naik 14% dari Rp47,4 triliun.
“Segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan bulan Desember 2023, PAMA membukukan pendapatan bersih sebesar Rp54,0 triliun, naik 14% dari Rp47,4 triliun,” ucap Sekretaris Perusahaan, Sara Loebis dalam keterangannya, Selasa (27/2).
PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 11% dari 116 juta ton menjadi 129 juta ton, dan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 21% dari 954 juta bcm menjadi 1,2 miliar bcm, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 9,0x, meningkat dari 8,2x.
Lebih lanjut, Sara menjelaskan, dari segmen usaha Mesin Konstruksi, UT mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 8% menjadi 5.270 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 5.753 unit.
“Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu memimpin pangsa pasar penjualan alat berat sebesar 29%. Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat mengalami peningkatan sebesar 12% menjadi Rp11,6 triliun,” bebernya.
Penjualan Scania mengalami peningkatan dari dari 233 unit menjadi 715 unit, sedangkan penjualan produk UD Trucks turun dari 429 unit menjadi 272 unit. Penurunan penjualan UD Trucks disebabkan oleh adanya kendala pasokan produk dari prinsipal. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi sedikit meningkat menjadi Rp36,6 triliun dibandingkan tahun 2022.
Segmen usaha Pertambangan Batu Bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan bulan Desember 2023 total penjualan batu bara mencapai 11,8 juta ton, termasuk 2,5 juta ton batu bara metalurgi, atau meningkat 19% dibandingkan tahun 2022.
“Pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara turun sebesar 2% menjadi Rp30,5 triliun dari Rp31,1 triliun di periode yang sama pada tahun 2022 dikarenakan penurunan rata-rata harga jual batu bara,” ucap dia.
Segmen usaha Pertambangan Emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatera Utara. Sampai dengan bulan Desember 2023, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 175 ribu ons, turun 39% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 sebesar 286 ribu ons.
“Pendapatan bersih segmen usaha Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya turun 32% dari Rp7,7 triliun menjadi Rp5,2 triliun,” ungkapnya.
Segmen usaha Industri Konstruksi dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sampai dengan bulan Desember 2023, Industri Konstruksi membukukan pendapatan bersih sebesar Rp2,2 triliun, naik 136% dibandingkan Rp949 miliar di tahun 2022. ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp270 miliar, turun 40% dibandingkan Rp449 miliar di tahun 2022.