Jakarta-TAMBANG. Kinerja BUMN tambang timah, PT Timah,Tbk (TINS) di tahun 2016 menggembirakan. Hal ini terlihat dari kenaikan pendapatan dan laba dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2016 PT Timah mencatat laba bersih sebesar Rp 251,97 miliar. Dibanding tahun lalu terjadi kenaikan 148%.
Tahun lalu berusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham TINS ini mencatat laba Rp 101,56 miliar. Kenaikan laba ini ditopang oleh kenaikan pendapatan dari Rp 6,87 triliun menjadi Rp 6,97 triliun di periode yang sama.
Dari sisi kinerja operasi, sepanjang tahun 2016 produksi bijih sebanyak 24.121 ton. Jumlah ini lebih kecil dibanding tahun 2015 sebesar 26.361. Sementara untuk produksi dan penjualan untuk logam timah mengalami penurunan. Tahun ini produksi logam timah sebesar 23.756 metrik ton lebih kecil dibanding tahun 2015 sebanyak 27.431 metrik ton. Demikian juga dengan penjualannya yang anjlok dari 30.087 metrik ton menjadi hanya 26.677 metrik ton.
Meski demikian salah satu produsen timah terbesar dunia ini berhasil membukukan kinerja positif. Ini tidak lain karena keberhasilan perusahaan melakukan efisiensi. Efisiensi yang dilakukan diantaranya dengan mengurangi cost yang membebani keuangan.
“Beban pokok pendapatan mengalami penurunan sebesar 5,09% menjadi Rp 5,87 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 6,19 triliun,” kata Sekretaris Perusahaan PT Timah Sutrisno S Tatetdagat lewat Siaran Pers yang diterima Majalah TAMBANG, Selasa (28/2).
Tahun ini TINS akan menargetkan produksi bijih timah dan logam dengan target penjualan mencapai 30.000 ton. Untuk mengejar target tersebut, TINS mengalokasikan dana belanja modal atau capex mencapai Rp 2,65 triliun. Sebagian akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi baik pdari sisi penambangan maupun peleburan.
Hal ini juga mempertimbangkan rencana penambangan jangka panjang dan umur bisnis dari perusahaan sendiri. “Untuk menambah masa hidup perusahaan tetap fokus pada penemuan cadangan baru (intensifikasi dan ekstensifikasi),” lanjutnya.
Sampai dengan Desember 2016 cadangan timah perseroan mencapai 335.909 ton, yakni 79% atau setara 264.806 ton diantaranya berada di laut. Sementara untuk yang di darat sekitar 21% atau setara dengan 71.103 ton. Lalu total sumber daya yang dimiliki sebesar 737.546 ton, dengan 67% di antaranya berada di laut dan 33% ada di daratan.