Beranda ENERGI Kelistrikan Jokowi Lakukan Peletakan Batu pertama PLTMG 350 MW di Bangka

Jokowi Lakukan Peletakan Batu pertama PLTMG 350 MW di Bangka

Pangkal Pinang – TAMBANG. Presiden RI Joko Widodo melakukan ground breaking enam pembangkit Mobile Power Plant (MPP) yang menggunakan Pembangkit Listrik Mesin Gas (PLTMG). Total kapasitas PLTMG tersebut adalah 350 Mega Watt (MW) yang dikabarkan akan memperkuat sistem kelistrikan Regional Sumatera.

Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Bangka Belitung merupakan salah satu prioritas pembangunan infrastruktur kelistrikan. Untuk itulah melalui pembangunan MPP ini diharapkan bisa segera memenuhi kebutuhan akan listrik di Bangka dan Belitung.

Walaupun pemerintah saat ini fokus dalam upaya peningkatan infrastruktur kelistrikan, dirinya berharap agar masyarakat bersabar, mengingat untuk membangun sebuah pembangkit bukanlah hal mudah dan membutuhkan waktu lama.

“Misalnya saja pembangunan sebuah PLTU bisa memakan waktu 3-5 tahun,” ujar Jokowi di MPP Air Anyir, Bangka, seperti yang dikutip dalam rilis PLN, rabu (1/6).

Sementara itu dalam sambutannya, Direktur Utama PLN Sofyan Basir menyatakan bahwa sesuai dengan nawacita yang dituangkan dalam program 35.000 MW, pemilihan pembangkit jenis MPP untuk percepatan rasio elektrifikasi di Regional Sumatera dirasa tepat mengingat waktu pembangunan pembangkit MPP yang relatif singkat. Lebih dari itu, pembangkit ini juga menggunakan gas sebagai bahan bakar sehingga lebih ramah lingkungan dan ditargetkan akan beroperasi akhir tahun ini.

Sistem kelistrikan Sumatera pada 2016 terdiri dari sistem Sumatera Bagian Utara yang melayani Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara; sub sistem Sumatera yang melayani Provinsi Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung; sistem kelistrikan Bangka Belitung dan sistem kelistrikan Kepulauan Riau serta sistem isolated seperti Nias, Mentawai, dan pulau-pulau kecil lainnya.

Saat ini sistem Sumatera Bagian Utara memiliki beban puncak sebesar 2.090 MW dan daya mampu sebesar 2.327 MW dengan cadangan daya 237 MW atau sekitar 11%. Sementara sistem Sumatera Bagian Selatan dan Tengah, beban puncaknya adalah 2.041 MW dan daya mampu pembangkit 2.827 MW dengan cadangan daya 426 MW atau sekitar 15%.

Pada 2017 diharapkan sistem Sumatera sudah terhubung dengan jaringan 275 kilo Volt (kV) dan dengan mulai beroperasinya pembangkit-pembangkit baru diprediksi cadangan listrik bisa mencapai 32%. Selanjutnya, diharapkan dengan penambahan 11.000 MW pembangkit baru program 35.000 MW serta jaringan transmisi 500 kV yang menghubungkan Sumatera Selatan dan Sumatera Utara sampai Aceh sepanjang 1.300 kilometer (km) yang diharapkan bisa selesai pada 2019, sistem Sumatera semakin kuat dan dapat melayani semua pelanggan, termasuk pelanggan besar dan industri, serta menaikkan rasio elektrifikasi 86% pada 2016 menjadi 98% pada 2019.

“PLN berkonsentrasi penuh untuk menjalankan amanah pemerintahan Jokowi-JK melalui Program 35.000 MW. Target kami untuk Regional Sumatera pada 2016 ini akan men-supply daya pasok hingga 6.036 MW. Untuk itu, diharapkan adanya cadangan daya untuk Sumatera, yakni sebesar 1.615 MW. Sementara untuk Lampung, target kami untuk daya pasok sebesar 1.068 MW, dan diharapkan adanya cadangan daya hingga 172 MW,” ujar Sofyan.

Sementara itu, enam pembangkit MPP berkapasitas 350 MW ini akan disebar ke seluruh Regional Sumatera. Untuk Wilayah Bangka dan Belitung, bertambahnya tiga MPP dengan total kapasitas 75 MW akan memperkuat sistem kelistrikan Bangka Belitung. Adapun daya mampu pada sistem kelistrikan Bangka saat ini adalah 142 MW, sedangkan beban puncak rata-ratanya sebesar 130 MW. Sementara itu, daya mampu Belitung saat ini adalah 42 MW dengan beban puncak rata-rata 36 MW.

Bertambahnya kapasitas pembangkit ini akan membuat pasokan listrik di Bangka dan Belitung semakin handal, di mana jika ada pemeliharaan terhadap salah satu pembangkit, pasokan listrik masih mencukupi.

Listrik memiliki peranan vital dan strategis karena berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dan sebagai penunjang pembangunan. Dengan dibangunnya pembangkit MPP, diharapkan listrik di Regional Sumatera menjadi lebih handal, aman, cukup pasokan dan ramah lingkungan. Untuk itu, pembangunan kelistrikan harus terus berjalan.

Melihat potensi pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung menunjukkan bahwa kawasan ini masih menjadi destinasi terbaik, khususnya pariwisata. Beberapa rencana pemerintah terkait pembangunan dan pengembangan kelistrikan di Bangka Belitung mencakup percepatan pembangunan pembangkit baru adalah salah satu target PLN untuk melakukan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan.

Pelayanan terbaik ini diwujudkan dengan kecukupan pasokan listrik yang memadai sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat menjadi lebih baik dan terjadi peningkatan kualitas hidup seperti pada pendidikan dan perkembangan informasi yang pesat kemajuannya.

Dalam kunjungan pertamanya, Presiden ada enam pembangkit di Bangka dalam rangkaian program 35.000 MW. Yaitu;

1. MPP Bangka 2×25 MW
2. MPP Belitung 1×25 MW
3. MPP Paya Pasir Medan 3×25 MW
4. MPP Nias 1×25 MW
5. MPP Balai Pungut Duri 3x 25 MW
6. MPP Tarahan Lampung 4×25 MW