Beranda Batubara HBA Mei Merosot, Akibat China Batasi Impor

HBA Mei Merosot, Akibat China Batasi Impor

ilustrasi

Jakarta, TAMBANG – Harga Acuan Batubara (HBA) Mei 2018 merosot jadi USD89,53 per ton. Sebelumnya, HBA April berada di angka USD94,75 per ton. Penurunan ini disinyalir dampak dari aktifitas perekonomian di China.

 

“Turunnya harga batu bara karena China membatasi impor,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (Biro KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi kepada tambang.co.id, Senin (7/5).

 

Selain itu, sambung Agung, faktor lain penyebab anjloknya HBA karena China melakukan penutupan sejumlah syahbandar.

 

“Menutup sebagian pelabuhan untuk bongkar muatan batu bara,” papar Agung.

 

Asal tahu saja, HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900 pada sebelumnya. Kualitasnya disetarakan pada kalori 6322 kcal per kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen dan Ash 15 persen.

 

Penetapan HBA dirilis berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 1812 K/30/MEM/2018 tentang Harga Mineral Logam Acuan (HMA) dan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk Bulan Mei Tahun 2018. Kepmen tersebut menetapkan HBA sekaligus Harga Acuan untuk 20 mineral logam (HMA).

 

Soal HMA, komiditas nikel ditetapkan USD 13.584,76 per dry metric ton (dmt), turun dari USD 13.619,25 per dmt dari HMA April 2018. Untuk komoditas kobalt ditetapkan USD 92.357,14 per dmt, naik dari USD 83.162,50 per ton dmt. Harga timbal turun dari menjadi USD 2.372,19 per ton dmt.

 

Harga seng turun tipis dari USD 3.382,90 per dmt pada HMA April 2018 menjadi USD 3.222,74 per dmt, sedangkan HMA aluminium naik dari USD 2.132,95 per dmt menjadi USD 2.150,79 per dmt. Untuk tembaga, ditetapkan USD 6.751,79 per dmt, turun dari USD 6.932,35 per dmt.

 

Di samping komoditas mineral di atas, sebagian komoditas mineral mengalami kenaikan harga dan sebagian lainnya mengalami penurunan, daftarnya adalah sebagai berikut.

 

Emas sebagai mineral ikutan: USD 1.337,43 per ons.

Perak sebagai mineral ikutan: USD 16,52/ounce, naik dari USD 16,51 ons

Ingot timah Pb 300: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan

Ingot timah Pb 200: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan

Ingot timah Pb 100: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan

Ingot timah Pb 050: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan

Ingot timah 4NINE: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan

Logam emas: sesuai harga logam emas yang dipublikasikan London Bullion Market Association (LBMA) pada hari penjualan

Logam perak: sesuai harga logam perak yang dipublikasikan London Bullion Market Association (LBMA) pada hari penjualan

Mangan: USD 7,41 per dmt, naik dari USD 6,82 per dmt.

Bijih Besi Laterit/Hematit/Magnetit: USD 0,77 per dmt, turun dari USD 0,92per dmt.

Bijih Krom: USD 4,39 per dmt, turun dari USD 4,41 per dmt.

Konsentrat Ilmenit: USD 4,31 per dmt, naik dari USD 4,06 per dmt.

Konsentrat Titanium: USD 10,83 per dmt, naik dari USD 10,79 per dmt.

 

Sebagi informasi, HMA adalah salah satu variabel dalam menentukan Harga Patokan Mineral (HPM) logam berdasarkan formula yang diatur dalam Kepmen ESDM Nomor 2946 K/30/MEM/2017 tentang Formula Untuk Penetapan Harga Patokan Mineral Logam. HMA ini menjadi salah satu variabel untuk menentukan HPM. Variabel penentuan HPM logam lainnya adalah nilai atau kadar mineral logam, konstanta, corrective factor, treatment cost, refining charges, dan payable metal.

 

Besaran HMA ditetapkan oleh Menteri ESDM setiap bulan dan mengacu pada publikasi harga mineral logam pada index dunia, antara lain oleh London Metal Exchange, London Bullion Market Association, Asian Metal dan Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX).