
Jakarta, TAMBANG – Perusahaan penyedia solusi terintegrasi di bidang Engineering, Procurement & Construction (EPC), PT Tectona Mitra Utama (TMU), menegaskan pentingnya inklusivitas di lingkungan kerja. Di Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret, perusahaan berkomitmen untuk mendorong perempuan supaya mendapatkan kesempatan yang sama dalam berbagai posisi, termasuk di level kepemimpinan.
(Kami berkomitmen) agar betul-betul bisa bersinergi antara perempuan dan laki-laki. Kita dari perusahaan tidak membeda-bedakan,” ungkap Chief Marketing Officer TMU, Ading J di Jakarta, Jumat (14/3).
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, TMU menerapkan berbagai kebijakan yang mendorong kesetaraan dan memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dalam berkarir. Sejak berdiri, jumlah tenaga kerja perempuan di TMU telah mengalami pertumbuhan signifikan, dari hanya satu orang pada tahun pertama menjadi 30 orang pada tahun 2025, termasuk beberapa di antaranya yang menduduki posisi manajerial.
“Perkembangan ini menegaskan komitmen TMU dalam membuka lebih banyak peluang bagi Perempuan Indonesia untuk berkarir di bidang engineering yang selama ini masih didominasi oleh laki-laki,” jelas Ading.
MBMA Umumkan Penjualan Perdana Mixed Hydroxide Precipitate (MHP)
Project Control Manager Tectona Mitra Utama, Dahliana Mega, menyampaikan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki peran serta kesempatan yang sama. Meskipun masih menjadi kelompok minoritas di lingkungan kerja, hal itu tidak menjadi hambatan bagi perempuan untuk berkontribusi dan berkembang.
“Ketika kami di dunia kerja yang notabene didominasi laki-laki, kami masuk di situ sebagai minoritas. Namun, bagaimana kami bersikap, bertindak, itu bukan jadi satu halangan untuk maju,” jelas Dahliana.
Dahliana percaya bahwa setiap perusahaan dapat memainkan peran lebih besar dengan mendorong inklusivitas di lingkungan kerja, menyediakan program mentoring, serta menciptakan kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan.
“Kemampuan seseorang tidak ditentukan oleh gender, tetapi oleh bagaimana ia terus berkembang dan beradaptasi. Untuk para Perempuan Indonesia, jangan takut menghadapi tantangan, perbanyak pengalaman di lapangan, dan terus percaya diri,” imbuhnya.
Setelah 13 tahun berkarir sebagai field & civil engineer bekerja di lapangan dan menangani berbagai proyek konstruksi di pertambangan, kini Dahliana dipercaya untuk bertugas sebagai Project Control, dimana ia bertanggung jawab dalam merencanakan, mengendalikan biaya, serta memonitor progres proyek agar berjalan sesuai jadwal dan standar yang ditetapkan.
Dahliana meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta. Saat ini, ia sedang melanjutkan studi Magister di bidang Teknik Sistem Energi di Universitas Indonesia guna memperdalam pengetahuan dan keahliannya.
Hal serupa disampaikan oleh Health, Safety & Environment Officer Tectona Mitra Utama, Devoni Putri Rahajeng. Menurut Devoni, kesetaraan gender dan prinsip inklusivitas telah menjadi budaya di lingkungan kerjanya, di mana rekan-rekan kerja laki-laki justru memberikan dukungan penuh kepada perempuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
“Pada saat di site, rekan-rekan kerja juga tidak membanding-bandingkan antara Perempuan dan laki-laki, jadi kita punya suara yang sama,” ujar Devoni.
Meskipun kesetaraan gender dan prinsip inklusivitas di industri ini terus berkembang, Devoni melihat masih ada ruang untuk perbaikan, terutama dalam meningkatkan representasi perempuan di posisi kepemimpinan. Kepada Perempuan-perempuan di luar sana, Devoni berpesan agar tetap percaya diri pada kemampuan sendiri dengan membangun jejaring dan memperdalam keahlian.
“Bagi para perempuan muda, jangan terlalu sering insecure, tetap percaya pada kemampuan diri sendiri. Bangun network, terus belajar, perkuat keahlian teknis dan tetap tunjukkan profesionalisme,” ucapnya.
Dalam perannya sebagai HSE Officer, Devoni bertanggung jawab memastikan implementasi standar keselamatan kerja, mengelola risiko, serta berkoordinasi dengan berbagai departemen dan pemangku kepentingan. Baginya, pekerjaan ini menantang sekaligus menarik karena memberikan kesempatan untuk memahami proses kerja secara menyeluruh dan berkontribusi langsung dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman.