Jakarta, TAMBANG – PT Pertamina (Persero) memiliki peran besar untuk menguatkan neraca perdagangan.
Menurut Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Haryanto, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menguatkan neraca perdagangan adalah mencari alternatif pengganti atau subsitusi BBM, yakni dengan mengembangkan biodiesel.
“Kita jalankan program B20 dan B30. Sebanyak 30 persen BBM disubstitusi dengan biodiesel yang menggunakan bahan baku dari minyak sawit (CPO). Bahan bakar fosil kita gantikan dengan biodiesel,” ujar Haryanto di Hotel Raffles, Selasa (25/11).
Haryanto menjelaskan, konsumsi BBM terbesar berasal dari sektor transportasi, yaitu bensin dan solar. Untuk mengurangi penggunaan dua bahan bakar tersebut, pemerintah mendorong penggunaan biofuel untuk mensubstitusi solar digunakan biodiesel. Sementara itu untuk bensin dikembangkan bioetanol.
Selain akan menerapkan mandatori B30 pada Januari 2020, pemerintah melalui Pertamina juga akan terus mengembangkan penggunaan green diesel.
“Peran Pertamina untuk memproses green diesel sangat besar karena kilang untuk mengolahnya milik Pertamina,” lanjut Haryanto.
Pertamina berhasil melakukan uji coba pengembangan green fuel di Kilang Plaju dan Dumai secara co processing, yaitu bahan baku nabati dicampur dengan bahan baku fosil dan diolah bersama-sama untuk menghasilkan green gasoline dan green diesel. Kilang Plaju akan memproduksi green gasoline dan Kilang Dumai akan memproduksi green diesel.
Ke depan, Pertamina juga akan membangun green refinery baru yang akan mampu mengolah 100 persen bahan baku nabati, tanpa campuran bahan bakar diesel, untuk menjadi green diesel.
Dalam kesempatan yang sama Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ego Syahrial menjelaskan substitusi minyak dengan bahan bakar berbasis CPO merupakan program pemerintah untuk mengurangi impor BBM.
“Semua masuk dalam program pengurangan impor. Kita sudah memiliki sejumlah kota untuk menjadi pilot project untuk penggunaan bahan bakar berbasis CPO,” kata Ego.