Jakarta-TAMBANG. Pertemuan antara Menteri ESDM, Pemerintah Provinsi Papua, Kabupaten Mimika dan Majelis Rakyat Papua akhirnya menyepakati setidaknya empat poin. Salah satunya terkait komitmen Pemerintah Papua untuk membangun smelter tembaga di daerahnya.
Dalam keterangan persnya (16/2) dijelaskan, pertemuan yang merupakan kelanjutan dari pertemuan di Kementrian ESDM ini menghasilkan empat kesepakatan penting yang diyakini terkait dengan pembangunan ekonomi Papua. Hal pertama, Pemerintah dan PT Freeport Indonesia meyepakati rencana membangun smelter di Papua. Pemerintah di sini adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Kabupaten Timika.
Kedua dijelaskan bahwa pabrik pengolahan tersebut merupakan bagian dari kawasan industri yang sedang dibangun oleh Pemerintah Daerah baik industri logam dan industri lainnya. Juga akan dibangun pabrik pengantongan semen yang diharapkan meningkat menjadi pabrik semen. Sejauh ini Pemda telah menyediakan lahan seluar 2.000 hektar yang nanti akan dijadikan sebagai kawasan industri. Salah satunya untuk membangun smelter tembaga.
Kesepakatan ketiga, PT Freeport Indonesia akan mendukung sepenuhnya upaya menerobos wilayah sulit untuk menggerakan perekonomian Papua. Keempat, Pemda Papua dan Mimika akan bertugas membangun kawasan dan menyeleksi investor yang akan masuk ke kawasan tersebut. Dan kelima, Kementrian ESDM akan membentuk tim penelaan kapasitas nasional smelter yang dipimpin mantan sekretaris Kementrian BUMN Said Didu dan bekerja sama dengan Ditjen Minerba R. Sukhyar
Meski Pemerintah Papua akan membangun smelter tembaga, pihak Freeport diminta untuk terus melanjutkan pembangunan smelter tembaga di Gresik,Jawa Timur. Sementara untuk di Papua, perusahaan asal Amerika ini siap menjadi pemasok konsentrat. Direncanakan kapasitas pasokan konsentrat untuk smelter tembaga di Papua nanti antara 800.000 sampai 900.000 ton konsentrat.
