Jakarta,TAMBANG,- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memimpin groundbreaking pabrik Katalis Merah Putih di Cikampek, Jawa Barat. Pabrik ini merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) Bahan Bakar Hijau yang diproyeksikan dapat menghasilkan katalis untuk memproduksi green fuel. Diharapkan nantinya akan berkontribusi dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT), khususnya sektor bioenergi dan turut mengurangi emisi GRK serta bermanfaat bagi masyarakat.
“Saya ucapkan selamat dan apresiasi kepada PT Pertamina Lubricants, PT Pupuk Kujang Cikampek dan PT Rekacipta Inovasi ITB, atas niat baik dan aksi nyata melalui pembentukan PT Katalis Sinergi Indonesia. Ini bentuk sama yang memanfaatkan kemampuan, pengalaman, sumber daya, dan fungsi yang dimilikinya dalam upaya penyediaan katalis nasional khususnya katalis untuk memproduksi green fuel, yang diharapkan dapat mendukung pencapaian target kebijakan energi nasional,”ujar Arifin pada Rabu (16/3).
Pabrik katalis ini berdiri karena terjadinya sinergi antar institusi yakni antara institusi pendidikan, industri dan perbankan. Dan sinergi seperti ini, lanjut Arifin, harus terus dikembangkan untuk produk-produk yang lain.
“Kita melihat bahwa yang terlibat dalam kegiatan ini adalah konsorsium dari badan-badan usaha BUMN, nah inilah sinergi yang harus terus kita tumbuhkembangkan, kita harapkan inisiatif penelitian, inovasi ini terus bisa dikembangkan menjadi satu bentuk industri,” ungkap Arifin.
Ditegaskan Arifin, negara ini memerlukan teknologi dan para intelektual untuk melakukan proses-proses penelitian dan untuk itu harus ada sinergi antar lembaga.
“Sudah lama sekali kita selalu menggaung-gaunggkan, kita harus memiliki teknologi sendiri untuk bisa mengisi keperluan bangsa ini untuk mendukung petumbuhan ekonomi kedepan kita bisa melakukan kemandirian disegala hal,” lanjut Arifin.
Kepada PT Katalis Sinergis Indonesia, Arifin berharap agar terus dapat mengembangkan katalis bukan hanya yang dibutuhkan dalam negeri saja, namun juga dapat membuat katalis yang dibutuhkan dunia, serta menjaga kualitas dan melakukan diversifikasi energi.
“Katalis-katalis yang ada sekarang saya yakini hanya permulaan saja,karena ini hanya merupakan inisiasi yang memang diperlukan untuk industri kita, tapi kita juga berharap katalis ini mampu masuk ke pasar dunia, dan itu memang dibutuhkan upaya-upaya bagaimana meningkatkan kualitas daripada produk-produknya, mampu berkompetisi didunia internasional sehingga pabrik ini mungkin menjadi lebih besar ke depan,” jelas Arifin.
Menambahkan yang sudah disampaikan Menteri ESDM, Direktur PT Katalis Sinergis Indonesia Achmad Setiawan juga mengapresiasi dukungan banyak pihak sehingga groundbreaking pembangunan pabrik katalis pertama di Indonesia dapat diwujudkan.
“Kami jajaran PT Katalis Sinergis Indonesia mengucapkan atas dukungan semua pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam membangun dan menegakkan kedaulatan katalis merah putih. melalui pembangunan katalis merah putih dengan kapasitas 800 metric ton per tahun,” ujar Achmad.
“PT Katalis Sinergis Indonesia akan berusaha sebaik mungkin dalam mewujudkan mimipi luhur pendiri bangsa agar bangsa ini tidak lagi tergantung kepada bangsa asing dan mandiri dalam mencapai kemakmuran bersama terlebih lagi khusus untuk katalis refinery dan olechemical melihat saat ini Indonesia masih menjadi net-importir untuk dua jenis katalis tersebut,” lanjut Achmad.
Saat ini Indonesia hanya memiliki 1 (satu) pabrik katalis dengan lisensi Jerman sehingga terjadi keterbatasan pemenuhan katalis nasional. Berdasarkan catatan yang ada, nilai kebutuhan katalis di Indonesia saat ini mencapai lebih kurang USD 500 juta, dan diproyeksi meningkat dengan CAGR 6%, hampir seluruh kebutuhan nasional diimpor dari luar negeri. Volume kebutuhan katalis di Indonesia yakni untuk Industri Petrokimia sebesar +- 1500 Ton/tahun, Oleokimia sebesar +- 800 Ton/tahun dan untuk industri Refinery sebesar +- 18.000 Ton/tahun.
Pabrik katalis merah putih yang diberi nama PT Katalis Sinergi Indonesia (PT KSI) didirikan pada tanggal 30 Desember 2020 dalam rangka komersialisasi katalis merah putih dan mencukupi kebutuhan katalis untuk pengembangan greenfuel. Perkiraan investasi yang dibutuhkan sekitar Rp. 286 Miliar dengan kapasitas terpsang sebsar 800 ton/tahun dan berlokasi di Kawasan Industri Cikampek. Pembangunan pabrik diperkirakan akan selesai dalam waktu 13 bulan. Dan diharapkan pada tahun 2023 mendatang dapat segera berproduksi untuk memenuhi kebutuhan katalis nasional.