Jakarta, TAMBANG – PT Borneo Olah Sarana Sukses, Tbk. (“BOSS”), emiten yang baru saja melakukan penawaran umum perdana (IPO), lunasi seluruh hutangnya di Bank Victoria di awal 2018. Hal ini sesuai dengan rencana penggunaan dana hasil IPO.
”Setelah berhasil melakukan IPO bulan lalu, kami sudah mulai mengalokasikan dana yang diperoleh untuk meningkatkan produksi. Selain itu, dengan pelunasan seluruh hutang ke Bank Victoria setelah IPO, maka beban hutang bank tidak akan signifikan lagi di akhir kuartal I‐2018 ini,” kata Direktur Keuangan BOSS, Widodo Nurly Sumady, dalam keterangan resminya, Jumat (23/3).
Dengan kondisi demikian, tidaklah mengherankan jika BOSS yang memiliki empat wilaya konsesi pertambangan di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur ini, mulai dilirik investor yang berbasis di Singapura, Grup usaha dari Northcliff Capital yang telah masuk sebagai salah satu pemegang saham perusahaan sejak bulan Maret 2018.
Salah satu anak perusahaan BOSS yang telah beroperasi yaitu PT Bangun Olahsarana Sukses (PT BOS) telah menandatangani kontrak penjualan dengan Glencore International sebesar 250,000 tons (plus 20 persen opsi) dan ITMG sebesar 150,000 tons dengan opsi penambahan sebesar 50,000 tons. Hal ini berarti sebagian besar target penjualan untuk periode April 2018 – April 2019 sudah dibeli oleh kedua pemain batu bara raksasa ini.
Perseroan berharap peningkatan produksi dapat diwujudkan melalui kegiatan eksplorasi dan pengembangan kegiatan penambangan di beberapa wilayah IUP yang ada. Saat ini dari 4 anak perusahaan yang di miliki PT BOSS , konsentrasi eksplorasi dilakukan pada 2 anak perusahaan yaitu PT Bangun Olahsarana Sukses (PT BOS) dan PT Pratama Bersama (PT PB), dengan total luas 5,335 Ha dari total 4 konsesi tambang yang dimiliki BOSS seluas sekitar 16,000 hektar.
Sekedar informasi, jenis batu bara yang diproduksi BOSS merupakan batu bara kalori tinggi dengan kadar abu dan sulfur yang rendah. Hal tersebut menjadi keunggulan perusahaan untuk bisa memasuki pasar Jepang yang memiliki standar tinggi dalam mengimpor batu bara.
Sedangkan dengan adanya peningkatan produksi tahun ini diharapkan bisa mendongkrak penjualan hingga dua kali lipat.