Jakarta, TAMBANG – Lembaga penelitian milik holding tambang pelat merah, Mining and Minerals Industry Institute (MMII) menggelar ajang kompetisi. Lewat agenda bertajuk Research Awards 2019, tiga orang peneliti terbaik dipilih oleh MMII untuk mendapatkan dana sebesar Rp 3 miliar. Dana tersebut digelontorkan untuk melanjutkan hasil penelitian terpilih hingga ke skala industri.
Ketua Dewan Juri MMII Research Awards 2019, Agus Tjahajana Wirakusumah mengungkapkan, tiga peneliti dipilih dari hasil penyaringan proposal yang dilakukan oleh 8 dewan juri. Dewan juri tersebut adalah Staf Khusus MESDM Irwandy Arif, Guru Besar Universitas Indonesia Bambang Suharno, Guru Besar Institut Teknologi Bandung Bambang Suhendar, dan dari Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Raden Sukhyar.
Kompetisi ini telah dilaksanakan sejak bulan Juli lalu, yang diawali tahap seleksi proposal. Kemudian pada tahap akhir terdapat presentasi program pada 27 November 2019.
Pada babak tahap final akhir MMII Research Award Competition 2019, lima finalis mempresentasikan program peneilitiannya kepada Dewan Juri, Dewan Penasehat Advisor MMII, dan seluruh CEO anggota Holding MIND ID yang terdiri dari PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT INALUM, dan PT TIMAH Tbk.
“Kelima finalis yang berkompetisi ini telah melewati dua tahapan yakni tahap seleksi lroposal dan seleksi presentasi. Di sesi final ini, dewan juri dan advisory board MMII menilai dan menentukan secara langsung tiga terpilih. Jadi dalam kompetisi ini tidak ada juara satu, dua atau tiga. Tapi ketiganya adalah yang terpilih dan berhak memperoleh pendanaan,” ujar Agus Tjahajana, Senin (2/12).
Ketiga peneliti terpilih adalah:
Januarti Jaya Eka dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember dengan judul penelitian “SIBELHIJAU: Inovasi Produk Beton Ramah Lingkungan Dengan Kandungan Mikroba Terkapsulasi dalam Limbah B3” yang memanfaatkan limbah hasil pembakaran batubara (fly ash bottom ash) untuk digunakan kembali sebagai bahan konstruksi pengganti semen.
Mohammad Zaki Mubarok dari Institut Teknologi Bandung dengan judul penelitian “Pengembangan Teknologi Sintesis Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat dari Bijih Nikel Laterit untuk Material Katoda Baterai Lithium Jenis Nickel-Manganese-Cobalt (NMC) Oxide untuk Aplikasi Kendaraan Listrik” dengan manfaat penelitian penguasaan teknologi pemrosesan nikel sebagai bahan baku baterai untuk kendaraan listrik.
Sotya Astutiningsih dari Universitas Indonesia dengan judul penelitian dengan judul penelitian “Pemanfaatan Terak Feronikel Sebagai Mortar Cetak Tiga Dimensi untuk Industri Konstruksi” yang akan meningkatkan nilai tambah produk samping pengolahan nikel untuk bahan material konstruksi dikombinasikan dengan teknologi cetak konstruksi tiga dimensi.
Acara final MMII Research Award 2019 merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menyambut ulang tahun kedua MIND ID. Acara ini bertujuan untuk memberikan apresiasi dan kolaborasi antara industri dan para peneliti. MIND ID melalui Divisi MMII berkomitmen untuk menjembatani hasil penelitian atau riset anak bangsa guna memenuhi kebutuhan industri.
CEO MIND ID, Orias Petrus Moedak mengungkapkan ketiga peneliti terpilih akan dibiayai untuk melanjutkan penelitiannya sesuai proposal masing-masing dan diharapkan bisa dimanfaatkan oleh Grup MIND ID.
“Hari ini kita tidak hanya bangga memiliki tambang, tetapi juga dengan pemikiran dan inovasi di industri tambang melalui ajang seperti MMII Research Award. Kami mengharapkan hasil penelitian ini tidak hanya berakhir di rak perpustakaan, tetapi bisa dimanfaatkan oleh kami. Untuk menjadi pemain kelas dunia, harus ada biaya riset yang memadai dan harus kita keluarkan,” ujar Orias.
Sebagai informasi, MMII Research Awards 2019 berhasil menarik 153 tim dengan total peserta 564 peneliti. Total proposal yang diterima mencapai 124 proposal yang berasal dari seluruh instansi universitas dan lembaga litbang penelitian dan pengembangan di Indonesia.