Jakarta, TAMBANG – Setelah sukses mengakuisisi dari PT Agincourt Resources, PT United Tracktors ingin fokus pada peningkatan produksi tambang emas Martabe. Langkah tersebut rencananya akan diimbangi dengan peningkatan eksplorasi.
Direktur United Tracktors, Frans Kesuma menuturkan, eksplorasi yang dilakukan oleh Agincourt tercatat dalam setahun mencapai USD15 juta. Setelah dipegang oleh United Tracktors, nilai itu diusahakan akan ditambah.
“Dalam mengusahakan emas kita harus mmengalokasikan anggaran yang mencukupi (untuk eksplorasi). Tergantung bagaimana target kita ke depan dari tambahan cadangan. Melihat Agincourt tahun lalu, anggaran (eksplorasi) sekitar USD 15 juta dalam setahun. Kami masih melihat bagaimana bisa meningkatkan anggaran itu untuk eksplorasi,” ujarnya saat menghadiri agenda bertjuk CEO Forum yang digelar oleh Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia, Rabu (27/2).
Sebelumnya, Agincourt diakuisisi oleh United Tracktor dan anak usahanya PT Pama Persada Nusantara, melalui PT Danusa Tambang Nusantara pada Desember tahun lalu. Nilai akuisisi yang digelontorkan United Tracktor untuk 95 persen saham itu mencapai Rp17 triliun.
Untuk diketahui, tambang emas Martabe telah berproduksi sejak 2012. Kapasitas processing plant yang dimiliki Martabe saat ini dapat memproduksi emas sekitar 350.000 ons per tahun.
Tahun ini, total belanja modal (capital expenditure/Capex) yang dicanangkan United Tracktors mencapai USD 800 juta, dan dialokasikan untuk operasional di tambang Martabe sekitar USD50 juta. Sebagian besar belanja modal akan digunakan untuk perawatan alat operasional.
“Kita tahu, mayoritas belanja modal di industri tambang digunakan untuk meremajakan alat-alat berat operasional,” papar Frans.
Sebagai informasi, sebelum diakuisisi oleh United Tracktor, saham utama Agincourt dikuasai oleh konsorsium yang dipimpin oleh EMR Capital.
EMR Capital merupakan sebuah perusahaan dana ekuitas pertambangan swasta asal Australia dengan komposisi kepemilikan saham adalah EMR 61,4 persen, Farallon Capital 20,6 persen, Martua Sitorus 11 persen dan Robert Budi Hartono & Michael Bambang Hartono 7 persen.