Jakarta,TAMBANG, Perusahaan investasi papan atas di Indonesia PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) mencatat sukses merain rekor Penerimaan Dividen di tahun 2022. Dalam laporan ke otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) disebutkan perseroan berhasil meraup deviden sebesar Rp2,6 Triliun. Perusahaan ini juga mencatatkan Net Asset Value (NAV) sebesar Rp 60,9 triliun. Nilai tersebut naik sekitar 8% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 56,3 triliun.
Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya menjelaskan pada tahun 2022 dividen diperoleh dari perusahaan portofolio mencapai Rp 2,6 triliun. Pencapaian tersebut merefleksikan kenaikan sebesar 57 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan menjadi rekor dividen terbesar yang pernah diperoleh Saratoga.
PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) menjadi kontributor dividen terbesar di tahun 2022. “Kami menyampaikan apresiasi atas kinerja luar biasa portofolio investasi seperti ADRO, MDKA, TBIG, MPMX dan portofolio lainnya, sehingga berhasil mengoptimalkan peluang bisnis yang ada dan menghasilkan setoran dividen yang menjadi rekor sepanjang usia Saratoga.
Pertumbuhan NAV positif dan perolehan dividen juga menjadi salah satu bukti kemampuan SDM Saratoga dalam mengembangkan strategi investasi perusahaan ditengah situasi ekonomi yang penuh tekanan dan pasar modal yang volatile pada tahun 2022,” jelas Michael William P. Soeryadjaya melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (13/3).
Michael juga menjelaskan bahwa ditengah lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga, baik global maupun domestik, pada tahun 2022 Saratoga berhasil memangkas nilai utang menjadi Rp 1,6 triliun atau turun lebih dari 60 persen dibandingkan tahun 2021. Hal ini juga menyebabkan utang bersih perusahaan berada di posisi yang cukup rendah, yaitu di Rp 688 miliar.
Berkat manajemen cashflow yang solid dan terukur, Saratoga saat ini memiliki ruang yang terbuka lebar untuk mengoptimalkan setiap peluang investasi yang sesuai dengan DNA investasi perusahaan.
“Saratoga menutup tahun 2022 dengan dukungan modal yang solid, sehingga perusahaan memiliki ruang yang lebar dalam mengeksekusi strategi investasinya. Kami berharap peningkatkan portofolio investasi Saratoga akan terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan membuka lebih banyak lapangan kerja bagi Indonesia,” lanjut Michael.
Sementara Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menambahkan, ditengah berbagai tekanan ekonomi dan meningkatnya risiko investasi di seluruh dunia, pada tahun 2022 manajemen berhasil menjaga rasio biaya operasional dan pinjaman pada batas yang sehat.
Pada tahun 2022 rasio biaya operasional terhadap NAV sebesar 0,4 persen. Sementara rasio pinjaman terhadap NAV turun menjadi 1,1 persen dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 5,8 persen.
Ia mengatakan keberhasilan itu menunjukkan bahwa perencanaan investasi yang tepat, didukung dengan pengelolaan modal investasi yang efisien, prudent dan terukur, mampu menjadikan Saratoga berhasil meraih kinerja positif pada tahun yang sangat menantang.
“Pengalaman yang semakin matang dan kemampuan Saratoga dalam mengeksekusi strategi investasi di masa-masa pandemi COVID-19 selama tiga tahun ke belakang juga menjadi pendorong NAV perusahaan mencapai rekor tertingginya pada tahun 2022,” pungkas Devin.
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) merupakan pemegang saham mayoritas pada dua perusahaan tambang raksasa PT Adaro Energy Indonesia,Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper&Gold (MDKA).