Jakarta-TAMBANG- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan, pemerintah sangat serius ingin menggeser pemakaian energi fosil, menuju energi terbarukan. Hal tersebut disampaikan Menteri ESDM, saat melakukan kunjungan kesiapan Compressed Natural Gas (CNG) plant Gressik yang berada di lokasi pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Gresik, Jawa Timur.
“Kita akan terus maju ke arah energi baru terbarukan,” ungkap Sudirman,” demikian ungkap Sudirman didampingi Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur dan Bali (JBTB) PLN, Amin Subekti.
Diperkirakan, CNG Gresik mulai beroperasi pada April 2016 dan juga akan memasok gas ke pulau kecil di bagian utara Gresik, pulau Bawean. Pembangunan CNG Plant di Gresik ini adalah bagian dari upaya PLN untuk mendukung Program 35.000 MW dari sisi kesiapan energi primer (gas) secara umum dan perkuatan sistem kelistrikan Jawa Bali secara khusus. Hal tersebut juga sejalan dengan program pemerintah dalam rangka pemanfaatan dan pengembangan energi baru terbarukan.
Saat ini CNG Gresik masih dalam Tahap komisioning. Jika sudah beroperasi, CNG Plant akan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pada PLTGU Gresik, sehingga pembangkit dapat beroperasi penuh saat beban puncak (peaker) menggunakan gas. Saat beban puncak bisa menggantikan pembangkit BBM sebesar 300 Mega Watt (MW). Bisa mengurangi pemakaian BBM setara 450 kilo liter (Kl) per hari atau sekitar Rp. 2,25 Miliar per harinya.
Penyediaan energi primer sebagai bahan bakar pembangkit semakin digencarkan oleh PLN, salah satunya penggunaan gas. Selain bersih, mesin pembangkit tidak cepat kotor sehingga pemeliharaan lebih jarang dan ada penghematan di sisi operational and maintenance (OM).
CNG Plant Gresik ini merupakan usaha PLN bersama anak perusahaannya untuk melakukan efisiensi pemakaian gas dengan cara pemampatan atau kompresi pada saat kebutuhan pembangkit rendah.
Ke depan, CNG plant ini dikembangkan untuk memenuhi energi primer pembangkit listrik ke pulau-pulau kecil yang tidak terjangkau fasilitas pipa gas. Proyek ini merupakan terobosan dimana gas yang dihasilkan berlebih dari suatu daerah bisa dibawa ke tempat lain.
Nantinya setelah CNG Gresik beroperasi, kemudian CNG Lombok dan CNG Vessel juga beroperasi, CNG dari Gresik, Jawa Timur ini akan bisa diangkut ke Lombok, Nusa Tenggara Barat melalui laut dengan menggunakan CNG Vessel (Marine CNG Transportation) yang mampu mengangkut sebanyak 23 juta kaki kubik (mmscf).
PLN terus konsisten membangun infrastruktur ketenagalistrikan di tanah air demi meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Hal ini dilakukan dengan mengejar rasio elektrifikasi hingga 97,4 persen di tahun 2019. Terkait dengan energi primer, program kelistrikan 35.000 megawatt (MW), sekitar 13.400 MW pembangkit listriknya akan menggunakan bahan bakar gas. Total gas yang diperlukan sekitar 1.009 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Sejalan dengan program tersebut, PLN juga berhasil menyelesaikan pengerjaan gardu Induk (GI) Sambikerep berkapasitas 2×60 MVA, GI Sidoarjo 1×60 MVA dan up rating GI Bulu Kandang dari 30 MVA menjadi 60 MVA. Di Jawa Timur sendiri, ketersediaan listrik saat ini mengalami surplus atau kelebihan daya pasok hingga 2600 MW, hal ini mengacu kepada daya mampu harian Jatim sebesar 8600 MW dengan beban puncak harian Jatim sebesar 6000 MW.
Sejumlah pembangkit yang tengah digarap saat ini dan direncanakan untuk segera masuk sistem Jawa Timur dan Bali yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Tanjung Awar-Awar unit II berkapasitas sebesar 350 MW, dengan target 30 Juni 2016, PLTGU Grati Peaker kapasitas 450 MW yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2017 dan PLTU Adipala 1×660 MW yang diproyeksikan akan selesai pada 31 Agustus 2016.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman menambahkan bahwa keberhasilan pemerintah dalam mengurangi emisi tergantung dari keberhasilan PJB juga.
“Mudah-mudahan energi mix dari energi baru bisa naik, karena ini merupakan suatu roadmap yang harus dilaksanakan karena sudah menjadi komitmen kita semua, pungkas Jarman.