Jakarta-TAMBANG. PT Baramulti Suksessarana, Tbk (IDX: BSSR) yang memiliki konsesi di Loa Janan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, kembali melaporkan pada Bursa Efek Indonesia bahwa tak ada kegiatan pemboran eksplorasi yang dilakukan sepanjang Agustus 2015. Sudah dua tahun lebih, terhitung sejak 8 Juli 2013 silam, Baramulti tidak melakukan kegiatan eksplorasi akibat terkendala pembaharuan kontrak dengan pihak kontraktor bor dan kontraktor pencatatan.
Sekretaris Perusahaan Baramulti Suksessarana, Geroad Panji Alamsyah, menuturkan jika masalah kontrak pemboran telah rampung, pihaknya akan melakukan kegiatan pemboran di area Bara 3 atau blok yang paling barat. Dengan target pemboran terbuka sedalam total 920 meter dan pemboran inti sedalam 80 meter. Menurut rencana, perusahaan akan melakukan pemboran dengan menggunakan dua unit Jacro-175.
“Dari kegiatan ekplorasi yang telah berjalan hingga saat ini di Blok Bara 3, telah dapat diidentifikasi sebanyak 25 seam dengan rata-rata ketebalan yang bervariasi berkisar antara 0,63 meter hingga 2,37 meter. Sejumlah 8 seam potensi telah berhasil diidentifikasi sepanjang arah strike 500 meter hingga 1.800 meter serta memiliki ketebalan rata-rata antara 1 hingga 4 meter, dan kualitas kalori GAR berkisar antara 4.986 kcal per kg hingga 5.708 kcal per kg,” jelasnya seperti yang dilansir melalui keterbukaan informasi di BEI, Senin (14/9).
Sebelumnya, pemboran dilakukan oleh CV Cosyindo Teknik dan pencatatan dilakukan oleh PT Rescalog Geoprima. Namun, kegiatan pemboran masih tertunda dalam rangka pembaruan kontrak dengan kedua kontraktor tersebut.
Geroad menjelaskan, jika pembaruan kontrak pemboran telah rampung, pihaknya akan melanjutkan kegiatan pemboran stratigrafi dan infill drilling di area blok Bara 3. Targetnya, mengejar kemenerusan seam utama ke arah selatan.
Wilayah pertambangan Baramulti sebenarnya dibagi menjadi empat blok. Hingga kini batu bara yang sudah bisa diproduksi baru berasal dari Bara 8 (Blok 8) yang berada di daerah timur. Dijelaskan Geroad, produk batu bara BSSR memiliki spesifikasi nilai kalori rata-rata 5.100 kcal/kg adb dengan total sulfur sebesar 0,51% adb.
Karena tak melakukan eksplorasi, anggaran sebesar Rp1,02 triliun yang disiapkan untuk tahun 2015 ini pun sama sekali tak terpakai.
Sementara eksplorasi di anak usaha lainnya, yaitu PT Antang Gunung Meratus, selama Agustus 2015, fokus melakukan kegiatan dokumentasi perkembangan harian penambangan, pemantauan keadaan pit penambangan, rekonsiliasi hasi penambangan, dan pengambilan sampel di pit penambangan.
Pada Agustus 2015 lalu, kegiatan eksplorasi Antang Gunung Meratus hanya memakan biaya sebesar Rp55 juta dari Rp180 juta yang sebenarnya dianggarkan.