Jakarta, TAMBANG – Dindin Komarudin alias Abah Dindin konsisten menaungi anak jalanan melalui rumah singgah “Yayasan Kumala” yang didirikan sejak 2004.
Bukan hanya sekedar rumah singgah, Yayasan Kumala memberikan pendidikan non formal dengan membuat hasil karya dari berbagai jenis barang bekas hingga dapat dijual kepada masyarakat luas. Mereka juga diajarkan cara membuat kertas daur ulang dan program bank sampah untuk masyarakat sekitar.
Kesuksesan Abah Dindin dalam membersamai anak jalanan tak lepas dari dukungan PT ABM Investama Tbk (ABMM) dengan anak usahanya. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mengajak Yayasan Kumala sebagai salah satu mitra Corporate Social Responsibility (CSR) untuk memberikan program-program berkelanjutan yang sesuai dengan visi misi perusahaan.
Beberapa program yang telah dilakukan ABM Grup bersama Yayasan Kumala, yakni pembinaan terhadap anak-anak jalanan, pengumpulan kertas berkas yang digunakan oleh perusahaan untuk didaur ulang Yayasan Kumala, seperti buku agenda, paper bag, dan lainnya yang dapat dijual kembali.
Tak berhenti samapai situ saja, bersama salah satu anak usaha ABM, yakni PT Cipta Krida Bahari (CKB Logistics) melakukan daur ulang kembali palet kayu sisa dari produksi. Hal ini bertujuan agar dapat dimanfaatkan oleh anak binaan Yayasan Kumala menjadi sebuah produk yang bernilai.
Ke depan, ABM Grup dan Yayasan Kumala akan terus bekerja sama dengan program-program berkelanjutan lainnya yang akan memberikan dampak positif untuk masyarakat luas.
Bersama dengan anak-anak binaannya, Abah Dindin kerap memberikan program-program yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Salah satu yang digaungkan yakni menghadirkan program bank sampah yang kini sukses bekrolaborasi dengan 180 organisasi sekaligus memberdayakan komunitas pemulung di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Berbekal pengalaman dan ilmu yang dimiliki, Abah Dindin mendidik, mengembangkan kreativitas, dan meningkatkan kemampuan intelektual anak binaannya. Pria asal Bandung ini aktif memberikan pendidikan moral, kepemimpinan, serta ilmu pengetahuan umum, termasuk pelatihan pengelolaan sampah.
Berkat tangan dinginnya, setidaknya 97 anak dari Yayasan Kumala kini sukses memberikan training kepada 13 ribu orang yang berasal dari instansi pemerintah, komunitas, maupun perusahaan swasta.
Itikad Abah Dindin dalam menyertai anak jalanan bukan tanpa alasan. Dia bercerita, pada 2000 ia bermuara dari Bandung ke Jakarta untuk mencari pekerjaan baru. Di tengah kesibukannya sebagai jobseeker, Abah menyempatkan diri menyambangi rumah singgah di Pondok Kopi, Jakarta Timur, dan Pademangan, Jakarta Utara.
Saat menapakkan kaki di rumah singgah tersebut, ia terkesima tatkala menyaksikan anak-anak jalanan yang rela membagikan makanan kepada dirinya yang saat itu kehabisan uang. Kendati jauh dari kemewahan, mereka memiliki empati yang tinggi. Hal inilah yang membuat Abah Dindin terinspirasi untuk mendidik mereka.
Usaha puluhan tahun yang dilakukan Abah Dindin dalam mendidik anak jalanan itu berbuah manis. Banyak pihak kemudian kerja sama, dari berbagai instansi pemerintahan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta perusahaan swasta untuk mengembangkan program sustainability yang sejalan dengan Yayasan Kumala dan Perusahaan tersebut.
Mendapat Penghargaan Kalpataru
Perjuangan Abah Dindin selama puluhan tahun mengantarkannya mendapat penghargaan Kalpataru pada 2023 dan 2024. Dalam inagurasi yang diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tahun ini Abah Dindin kembali menyabet penghargaan kategori “Pembina Lingkungan.”
Penghargaan Kalpataru yang diraih Abah Dindin membuatnya lebih bersemangat mengajak seluruh pihak terlibat dalam mendidik anak jalanan. Ia menilai pendidikan yang merata bagi anak jalanan perlu dilakukan sejalan dengan pilar keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Berkat dukungan semua pihak, stigma negatif tentang anak jalanan kini mulai berubah. Dari sini saya yakin tidak ada tantangan yang tidak bisa kita hadapi kalau kita bersama,” ujar Abah Dindin usai menerima penghargaan di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat belum lama ini.