Jakarta-TAMBANG. Dalam rangka membuka peluang investasi, Kementerian ESDM mengadakan diskusi dengan delegasi Amerika Serikat (US Power Working Group). Diskusi berlangsung dalam suasana keterbukaan dan dipimpin oleh Menteri ESDM, Sudirman Said, serta Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert O. Blake.
Dalam diskusi tersebut, 24 CEO perusahaan Amerika menyampaikan minatnya untuk mempercepat investasi Amerika Serikat di sektor energi. Lebih lanjut juga dibahas tentang proses kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat, serta apa yang mungkin menjadi tantangan dalam kerja sama tersebut.
“Kami terbuka dengan jenis kerjasamanya. Silahkan memilih program yang cocok dengan kapasitas perusahaan, kemudian bisa mendiskusikan lebih lanjut detil kerjasama dengan Kementerian ESDM dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia. Meskipun ada halangan yang ditemui tetap harus optimis dan mampu berkompetisi dengan baik agar tujuan tercapai,” ungkap Sudirman.
Pemerintah Indonesia saat ini telah melakukan beberapa langkah konkret dalam pengelolaan energi, yaitu pengalihan subsidi minyak sebesar Rp 200 triliun, mendorong eksplorasi migas secara intensif, membubarkan petral, membangun 2 tanki penyimpanan dengan kapasitas 300.000 barrel/hari, pencanangan program 35.000 MW dengan total kontrak 17.836 MW di kuartal I 2016, pengembangkan di sektor EBT mencakup program 5.000 MW Solar PV, pembentukan Center of Excellence Clean Energy, pengalokasian Dana Ketahanan Energi (DKE), Program Indonesia Terang (PIT) dan menginisiasi gerakan konservasi energi potong 10% di 20 kota di Indonesia.
Terkait PIT, di kesempatan yang sama, William Sabandar, Ketua Satgas Percepatan Pengembangan Energi Baru Terbarukan (P2EBT) menjelaskan bahwa tahun 2016 adalah tahun persiapan untuk PIT dan tahun 2017 adalah tahun implementasi. “Beberapa langkah sudah dilakukan antara lain sosialisasi dengan Pemerintah Daerah di 6 provinsi yang menjadi target PIT, pengalokasian biaya melalui DKE meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah, dan kerjasama dengan berbagai perusahaan,” ujar William.
Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian ESDM membuka lebar peluang kerjasama di pembangunanan infrastruktur bidang energi, investasi riil, pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia, pengembangan kapasitas untuk industri lokal serta pengembangan teknologi baru. Banyak peluang investasi yang dapat dimanfaatkan, antara lain untuk lelang IPP program 35.000 MW yang masih tersedia serta kesempatan untuk pemanfaatan bioenergi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
“Kunci utama menghadapi tantangan dalam pengelolaan sektor energi adalah passion. Tugas saya dan Kementerian ESDM adalah membuat regulasi yang tepat sebagai payung hukum. Mari fokus untuk langsung bekerja. Kami terus melakukan komunikasi dengan pihak terkait seperti PLN, dan akan terus membangun kerjasama berkelanjutan dengan Amerika Serikat,” ungkap Sudirman.
Duta Besar, Robert O. Blake, mengapresiasi adanya diskusi dengan Menteri ESDM dan berharap proses kerjasama dan investasi antara Indonesia dengan Amerika Serikat di sektor energi akan terlaksana dengan baik. “Kami mengagendakan diskusi lanjutan untuk teknis kerjasama lebih lanjut,” tutup Blake.