Jakarta, TAMBANG – PT Bukit Asam meneguk laba bersih teraudit atau audited di tahun 2018 mencapai Rp5 triliun, meningkat sekitar 12 persen dibandingkan tahun lalu. Angka tersebut diklaim sebagai capaian tertinggi sepanjang kinerja perusahaan.
“Laba bersih kita setelah dilakukan audit itu Rp5,02 triliun, lebih tinggi dari tahun lalu Rp4,04 triliun. Lebih tinggi 12 persen,” kata Direktur Utama Bukit Asam, Arviyan Arifin saat menyampaikan kinerja perusahaan di Jakarta, Senin (11/3).
Peningkatan laba diraih berkat pertumbuhan penjualan ekspor hingga Rp 2,44 triliun. Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization/ EBITDA) Bukit Asam tercatat mencapai Rp7,59 triliun.
Terkait produksi di tahun 2018, Bukit Asam menorehkan angka 26,4 juta ton. Torehan itu melampaui target yang dicanangkan sekitar 3,14 persen.
Produksi batu bara kalori menengah ke atas, disebut turut berkontribusi terhadap perolehan laba bersih perusahaan. Sepanjang 2018, Bukit Asam menjual batu bara medium to high dengan kenaikan tonase mencapai 2 kali lipat dari tahun lalu. Penjualan disasarkan ke pasar ekspor
“Kita jual kalori tinggi yang jumlahnya lebih besar dari 2017,” ungkap Arviyan.
Adapun negara-negara yang jadi titik ekspor Bukit Asam di antaranya, India, Korea Selatan. Hong Kong, dan Thailand. Mereka dijadikan alternatif pasar di tengah sikap China yang melakukan pembatasan impor.