Jakarta, TAMBANG – Perusahaan tambang nikel terintegrasi, PT Vale Indonesia Tbk (VALE) menggelar konsultasi stakeholder membahas penyusunan dokumen perencanaan pascatambang Blok Bahodopi 2 dan 3, Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi. Kegiatan berlangsung hybrid di Hotel Metro, Bungku Tengah, Morowali, Jumat (8/3).
VALE membuka ruang diskusi untuk mendengarkan aspirasi dan masukkan dari para stakeholder, serta berkomitmen untuk bekerja sama mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. Konsultasi ini berfokus pada evaluasi dampak pertambangan, kesejahteraan masyarakat, dan aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi kehidupan di sekitar lokasi pertambangan.
Harapannya, konsultasi dapat menciptakan kerangka kerja kolaboratif yang memperhitungkan kepentingan semua pihak yang terlibat. Demikian bisa menjadi langkah nyata dalam membangun hubungan transparan dan berkelanjutan antara perusahaan dan komunitas di sekitarnya.
Turut hadir manajemen VALE IGP Morowali, perwakilan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), perwakilan Asisten II Kepala Pejabat Biro Perekonomian Bagian Sumber Daya Alam Provinsi Sulawesi Tengah, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tengah, perwakilan Badan Pendapatan (Bapenda) Provinsi Sulawesi Tengah, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Morowali, perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Morowali (Bappeda), Camat Bungku Timur, Camat Bahodopi, serta jajaran Kepala Desa dan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dari 13 desa pemberdayaan.
Director Strategic Permit and General Affairs VALE, Budiawansyah melihat diskusi dengan para stakeholder ini sebagai langkah proaktif perseroan untuk memastikan rencana pascatambang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan prinsip-prinsip keberlanjutan.
“Rencana pascatambang ini bertujuan untuk meminimalisasi dampak sosial dan lingkungan, serta memastikan wilayah Morowali dapat kembali lestari dan bermanfaat bagi masyarakat setelah kegiatan pertambangan,” tuturnya.
Budiawansyah menambahkan, perseroan berkomitmen terhadap operasi pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Mengedepankan aspek keselamatan, lingkungan, dan sosial masyarakat. Perencanaan pascatambang ini akan disusun dengan mempertimbangkan visi dan misi perusahaan.
“Rencana pascatambang ini akan menjadi panduan dalam berbagai program dan kegiatan, antara lain reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang, pengembangan ekonomi dan sosial masyarakat, serta peningkatan kualitas pemberdayaan masyarakat,” ucapnya.
Budiawansyah mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak yang berkepentingan, agar dokumen rencana pascatambang ini dapat benar-benar bermanfaat bagi semua pihak.
Sementara, mewakili Kementerian ESDM, Anggiat Parulian Manalu menyebut, rencana pascatambang memuat pengelolaan lingkungan pasca seluruh kegiatan pertambangan dilakukan. Menurutnya, pascatambang merupakan kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan terencana. Semua harus direncanakan dengan baik, dan mempertimbangkan masukan-masukan dari audiens yang hadir.
“Akan banyak aspek yang kita lihat dalam penyusunan dokumen pascatambang ini, baik dari sisi pengelolaan lingkungannya hingga sosial. Perencanaan pascatambang akan membantu kita bagaimana bisa meminimalisasi dampak kegiatan pertambangan nantinya,” terang Inspektur Tambang Dirjen Minerba dan ESDM ini.
Mewakili Asisten II Pemprov Sulteng, Kepala Pejabat Biro Perekonomian Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Provinsi Sulawesi Tengah, Fadli menyebutkan, ada beberapa aspek yang diperlukan untuk mencapai tujuan pertambangan yang efektif, efisien, dan menciptakan optimalisasi pertambangan perusahaan, di antaranya keekonomian usaha pertambangan, keselamatan pertambangan, lingkungan terpelihara, serta peningkatan kesejahteraan rakyat di sekitar lokasi tambang.
“Jadi keseluruhan aspek harus dilaksanakan seimbang karena itu salah satu faktor dalam memulai dan menjalankan suatu kegiatan usaha pertambangan,” jelasnya.
Fadli juga mengapresiasi manajemen VALE, yang sudah melaksanakan kaidah pertambangan secara baik. Atensi yang diberikan, tambahnya, membuat diskusi penyampaian pascatambang Blok Bahodopi dapat berjalan lancar.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Morowali, Abd Mutaqqin Sonaru juga menganggap kegiatan ini amat penting. Menurutnya, Perencanaan pascatambang dapat mencegah munculnya isu-isu lingkungan dari kegiatan pertambangan yang dilakukan VALE di Blok Bahodopi.
“Semoga kehadiran VALE bisa menjadi contoh perusahaan yang memberikan pengelolaan lingkungan secara baik dalam kegiatan pertambangan,” ungkapnya.
Mutaqqin berharap eksistensi VALE akan menjadi kehidupan baru yang bisa menggerakkan ekonomi bagi nelayan, petani, serta menjaga ketahanan pangan di daerah Morowali. “Perseroan hadir untuk bisa menggerakkan usaha pertanian tradisional menjadi lebih maju dan modern. Walaupun di tanah sempit tapi mampu menjaga ketahanan pangan kita,” tuturnya.
Kepala Desa Bahomoahi, Asep memberikan tanggapan terkait perencanaan pascatambang. Ia menyampaikan, dalam melakukan reklamasi dan pembenahan, pihak perusahaan tidak hanya berfokus pada area bekas penambangan saja, melainkan di seluruh daerah yang termasuk dalam desa pemberdayaan VALE.
“Meskipun yang menjadi fokus utama perusahaan adalah area bekas penambangan, tetapi juga di lingkungan masyarakat sekitar harus dilakukan pembenahan, seperti penghijauan, dan konservasi di sepanjang pesisir pantai,” pungkasnya.