Jakarta, TAMBANG – PT TIMAH Tbk, emiten yang bergerak dalam bisnis penambangan timah terintegrasi dan merupakan salah satu anggota MIND ID, telah melakukan RUPS tahun buku 2021 pada Selasa 24 Mei 2022 bertempat di Hotel Brobudur Jakarta.
Dalam RUPS tersebut terdapat perubahan susunan pengurus Perseroan. Di jajaran Dewan Direksi, perubahan terjadi pada posisi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko yang tadinya dijabat M Krisna Sjarif kini diisi oleh Fina Eliani.
Kemudian, Purwoko digeser menjadi Direktur Operasi dan Produksi setelah sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pengembangan Usaha. Sementara jabatan pengembangan usaha kini dijabat oleh Alwin Albar yang dulunya menjabat sebagai Direktur Operasi dan Produksi.
Adapun Direktur Utama masih dijabat oleh Achmad Ardianto dan Direktur Sumber Daya Manusia juga tetap dipegang Yennita.
Sedangkan di jajaran Dewan Komisaris perubahan hanya terjadi pada pengurangan satu komisaris independen yakni Satriya Hari Prasetya. Sebagai gantinya ditunjuk Sufyan Syarif sebagai Komisaris.
Dalam RUPS juga dijelaskan produksi bijih timah tahun 2021 sebesar 24.670 Ton Sn atau turun 38% dari tahun sebelumnya sebesar 39.757 Ton Sn, di mana sebesar 46% berasal dari penambangan darat, dan 54% berasal dari penambangan laut.
Pada tahun yang sama, produksi logam timah hanya mencapai 26.465 MTon atau turun 42% dari tahun 2020 sebesar 45.698 MTon. Dengan rerata harga jual logam timah yang melesat 89% menjadi $32.619, Perseroan membukukan penjualan logam timah sebesar 26.602 MTon atau turun 52% dari tahun sebelumnya sebesar 55.782 MTon.
“Melesatnya performa Perseroan menjadi sebuah hadiah istimewa di tengah situasi pandemi, namun tak menyurutkan optimisme Manajemen bahwa kedepan kinerja Perseroan akan mampu lebih baik. Fokus pada peningkatan volume produksi, dalam kerangka pencapaian target RKAP dan juga peningkatan produksi bijih timah berbiaya rendah dari penambangan offshore agar profit margin yang optimal tetap dapat dipertahankan” demikian disampaikan Sekretaris Perusahaan, Abdullah Umar Baswedan.
Dalam Laporan Keuangan Konsolidasi yang telah diaudit tahun buku 2021, TINS, kata Abdullah berhasil membukukan kenaikan laba bersih 2021 sebesar 483% menjadi Rp1,3 triliun dibandingkan tahun 2020 yang rugi sebesar Rp341 miliar.
Lonjakan laba bersih ditopang oleh penurunan beban pokok pendapatan. Sepanjang 2021, beban pokok pendapatan TIMAH turun 21% menjadi Rp11,17 triliun dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp14,09 triliun.
“Kinerja Berbanding lurus dengan laba bersihnya, EBITDA Perseroan naik 150% menjadi Rp2,90 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,16 triliun. Berkurangnya beban finansial akibat “deleveraging strategy” dan kemampuan Perseroan memilih sumber pendanaan berbiaya rendah menjadi salah satu faktor pendukungnya,” ungkapnya.
Indikator finansial lainnya yang menjadi parameter membaiknya kinerja TINS adalah rasio profitabilitas, yaitu Net Profit Margin (NPM) menjadi 9% (2020: minus 2%), Gross Profit Margin (GPM) menjadi 24% (2020: 7%).
Adapun rasio solvabilitas nampak dari Debt to Equity Ratio (DER) menjadi 82% (2020: 142%). Kas dan setara kas menunjukkan kenaikan signifikan menjadi Rp1,78 triliun dari tahun sebelumnya Rp807 miliar.