Jakarta, TAMBANG – PT United Tractors Tbk (UT) berhasil mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp97,6 triliun atau naik sebesar 7% dari Rp91,5 triliun pada periode yang sama di tahun 2022. Sementara, laba bruto Perseroan meningkat sebesar 2% dari Rp25,3 triliun menjadi Rp25,7 triliun.
“Sedangkan laba bersih Perseroan turun sebesar 3% menjadi Rp15,3 triliun dari Rp15,9 triliun dikarenakan adanya kenaikan biaya keuangan dan kerugian nilai tukar mata uang asing,” kata Sekretaris Perusahaan Sara Loebis, Selasa (31/10).
Sara menyebut kinerja keuangan United Tractors tersebut berasal dari sejumlahsegmen usaha meliputi Kontraktor Penambangan, Mesin Konstruksi, Pertambangan Batu Bara, Pertambangan Emas, Industri Konstruksi, dan Energi. Secara berturut-turut mereka memberikan kontribusi sebesar 40%, 29%, 25%, 4%, 2%, dan kurang dari 1% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 4% menjadi 4.365 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 4.534 unit yang disebabkan oleh penurunan permintaan dari sektor konstruksi dan perkebunan. Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu memimpin pangsa pasar alat berat sebesar 31%.
“Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat mengalami peningkatan sebesar 18% menjadi Rp8,9 triliun,” ucapnya.
Penjualan Scania mengalami peningkatan dari dari 152 unit menjadi 605 unit, sedangkan penjualan produk UD Trucks turun dari 331 unit menjadi 249 unit. Penurunan penjualan UD Trucks disebabkan oleh adanya kendala pasokan produk dari prinsipal. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi meningkat sebesar 5% menjadi Rp28,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
Segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan bulan September 2023, Kontraktor Penambangan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp39,1 triliun, naik 18% dari Rp33,2 triliun.
“PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 16% dari 83 juta ton menjadi 96 juta ton, dan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 23% dari 692 juta bcm menjadi 853 juta bcm, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 8,9x, meningkat dari 8,3x,” bebernya.
Segmen usaha Pertambangan Batu Bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan bulan September 2023 total penjualan batu bara mencapai 8,5 juta ton, termasuk 1,8 juta ton batu bara metalurgi, atau meningkat 10% dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara turun sebesar 2% menjadi Rp24,0 triliun dari Rp24,4 triliun di periode yang sama pada tahun 2022 dkarenakan penurunan rata-rata harga jual batu bara.
Segmen usaha Pertambangan Emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatera Utara. Sampai dengan bulan September 2023, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 147 ribu ons, turun 32% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 sebesar 216 ribu ons. Pendapatan bersih segmen usaha Pertambangan Emas turun 26% dari Rp5,8 triliun menjadi Rp4,3 triliun.
Segmen usaha Industri Konstruksi dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sampai dengan bulan September 2023, Industri Konstruksi membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,5 triliun, dibandingkan Rp729 miliar pada periode yang sama tahun 2022. ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp151 miliar, yang mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp227 miliar.
Sejalan dengan strategi pengembangan usaha di sektor energi yang ramah lingkungan, United Tractors telah menetapkan bisnis Energi Baru dan Terbarukan sebagai salah satu strategi transisi Perseroan. Bisnis energi Perseroan dijalankan melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, PT Energia Prima Nusantara (EPN). Sampai dengan bulan September tahun 2023, EPN telah memasang Rooftop Solar PV mencapai 12,8 MWp di grup UT dan Astra.
“EPN saat ini dalam proses membangun satu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), yaitu PLTM Besai Kemu di Lampung, Sumatra. PLTM Besai Kemu memiliki kapasitas sebesar 7 MW dan diperkirakan akan beroperasi pada akhir tahun 2023. Selain itu, EPN juga menargetkan beberapa proyek pembangkit listrik tenaga minihidro di area Sumatra dengan total potensial kapasitas lebih dari 20 MW,” pungkas dia.