Jakarta, TAMBANG – Perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa teknik, pengadaan, dan konstruksi (EPC) serta Operations & Maintenance (O&M) yang komprehensif dan terintegrasi, PT Tripatra Engineers and Constructors (TRIPATRA), berkomitmen untuk terus mendukung pemerintah dalam upaya percepatan transisi energi dan hilirisasi mineral nasional.
Salah satu upaya untuk mendukung hal tersebut adalah berkolaborasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan kegiatan TRIPATRA Energy Talk bertajuk “Kolaborasi Nasional untuk Percepatan Transisi Energi dan Hilirisasi Mineral”.
Kegiatan yang dihadiri oleh peserta secara luring dan daring ini untuk mengkaji program transisi energi dan hilirisasi mineral nasional sekaligus menjadi wadah untuk mengumpulkan wawasan tentang masa depan energi dan mineral dari para pakar dan praktisi terkemuka.
President Director & CEO – PT Tripatra Engineers and Constructors (TRIPATRA), Raymond Naldi Rasfuldi, mengatakan bahwa TRIPATRA terus mendorong perubahan transformasional dan berkelanjutan dengan visi perusahaan yaikni “Membangun Solusi Berkelanjutan untuk Transformasi Energi dan Percepatan Hilirisasi”.
Kata Raymond, kolaborasi bersama Kementerian ESDM dan Kemenperin yang salah satunya melalui kegiatan TRIPATRA Energy Talk, merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mengimplementasikan visi tersebut serta ikut berkontribusi dalam memajukan sektor energi dan mineral nasional.
“Kami sangat bangga dan terhormat dapat berkolaborasi dengan pemerintah dalam mendukung upaya percepatan transisi energi dan hilirisasi mineral nasional,” ujar dia, Selasa (21/3).
Sebagai perusahaan yang memiliki pengalaman dan kompetensi dalam sektor rekayasa-konstruksi energi selama hampir 50 tahun, kami siap untuk terus ikut berkontribusi dalam membangun kapabilitas nasional dan memajukan sektor ini bersama-sama dengan pemerintah dan pelaku industri lainnya,” tambahnya.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Hendra Iswahyudi, menyatakan bahwa Kementerian ESDM berkomitmen untuk mempercepat transisi energi dengan membentuk ekosistem yang sinergis dan terintegrasi antara pemerintah, media, akademik, industri (BUMN dan Swasta), dan masyarakat.
“Kami percaya bahwa dengan membentuk ekosistem yang sinergitas melalui konsep pentahelix antar pemangku kepentingan, kita dapat mempercepat pengembangan EBTKE dalam transisi energi di Indonesia sehingga memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan,”beber Hendra.
Untuk itu, Kementerian ESDM juga sangat menyambut baik kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya seperti yang dilakukan bersama TRIPATRA untuk semakin memperkaya pengetahuan serta menguatkan sinergi dan kolaborasi nasional seluruh pemangku kepentingan.
Diharapkan melalui sinergitas ini dapat bersama-sama mengambil peran dalam mendorong percepatan transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia,” “jelas Hendra.
Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian, Liliek Widodo, menyebut hilirisasi mineral merupakan strategi penting untuk memajukan industri nasional dan meningkatkan nilai tambah produk sumber daya mineral dalam negeri.
“Percepatan hilirisasi mineral akan membawa dampak positif bagi industri nasional, seperti peningkatan inovasi teknologi, peningkatan nilai tambah produk, dan penciptaan lapangan kerja baru. Dengan terciptanya kemampuan nasional dalam mengolah mineral, Indonesia akan dapat memanfaatkan potensi sumber daya mineral yang dimiliki secara optimal,” ucap Liliek.
Hal ini juga sejalan dengan visi pemerintah dalam menciptakan industri yang lebih maju dan berdaya saing bahkan bukan tidak mungkin dapat menjadi produsen mineral yang berkontribusi besar dalam perekonomian global.
“Namun, untuk mencapainya, perlu ada kolaborasi yang baik antara pemerintah dan sektor swasta untuk terus menciptakan kemampuan nasional yang kuat dalam hal teknologi, sumber daya manusia, dan infrastruktur untuk dapa.t melaksanakan hilirisasi mineral dengan efektif dan efisien,” jelas Liliek.
Transisi energi merupakan agenda nasional yang sedang dilakukan Indonesia menjadi salah satu upaya menjaga ketahanan energi dan mewujudkan ekonomi hijau di Indonesia guna mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 dan pengurangan 32 persen emisi pada 2030.
Selain transisi energi, hilirisasi mineral juga tidak kalah penting untuk terus didorong. Sebab, hilirisasi merupakan strategi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas yang dimiliki oleh suatu negara. Dengan hilirisasi, komoditas yang diekspor tidak lagi berwujud bahan baku mentah tetapi sudah menjadi barang setengah jadi.
Salah satunya seperti kebijakan hilirisasi dan pelarangan ekspor nikel mentah (bijih nikel) yang telah berhasil mendongkrak nilai tambah ekspor produk nikel Indonesia.