Jakarta, TAMBANG – PT TBS Energi Utama Tbk (Toba), perusahaan energi terintegrasi di Indonesia berhasil menorehkan penjualan hingga USD 286,8 juta di akhir kuartal tiga 2021. Capaian ini meningkat sebesar 4,1 persen dari capaian tahun sebelumnya periode sama yang sebesar USD 275,4 juta.
“Perseroan mencatat penjualan konsolidasi sebesar USD 286,8 juta di sembilan bulan pertama tahun 2021 yang terutama disumbangkan oleh pendapatan pertambangan, perdagangan dan konstruksi pembangkit,” kata Sekretaris perusahaan, Pingkan Ratna Melati sebagaimana dikutip dari keterbukaan informasi, Rabu (17/11).
Jika dirinci berdasarkan segmentasinya, sektor pertambangan batubara menjadi segmen paling besar yang menyumbangkan pendapatan perseroan, yakni sebesar USD 124 juta. Begitu juga di periode sama tahun lalu, segmen ini menjadi penyumbang terbesar hingga mencapai USD 145 juta.
Sementara segmen kedua disumbang dari perdagangan batubara hingga capai USD 106 juta. Angka ini melesat jauh dibanding dengan periode sama di tahun 2020 yang hanya mencatatkan pendapatan sebesar USD 14 juta.
Segmen terakhir adalah dari sektor ketenagalistrikan dan lain-lain yang menyumbang sebesar USD 53 juta, menurun dibanding tahun sebelumnya yang bisa tembus USD 113 juta.
“Pendapatan dari pembangkit listrik menurun karena pengakuan pendapatan yang lebih rendah dari proyek pembangkit listrik sulbagut-1 dan sulut-3,” kata Pingkan.
Hingga akhir triwulan tiga ini, perseroan juga mencatatkan EBITDA sebesar USD 41,9 juta, kas dan setara kas sebesar USD 67,8 juta dan royalti mencapai USD 6,9 juta.
Di samping itu, berdasarkan paparan publik, TBS menargetkan untuk menjadi pionir green business revolution di Indonesia dengan target net zero carbon status di 2030, jauh lebih awal dari target nasional.
Adapun strategi toba dalam mencapai target net zero carbon tersebut antara lain dengan melakukan divestasi paiton energy, reinvestment dari bisnis fossil fuel based menjadi green business termasuk percepatan EV dan energi baru terbarukan (EBT). Kemudian dengan menyelesaikan bisnis pertambangan batubara dan divestasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebelum tahun 2030.
Sementara langkah Toba untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya adalah dengan menekankan prinsip sustainability sebagai strategi utama yang mencakup menjalankan divestasi dari fossil fuels business, Investasi dalam energi terbarukan yang inovatif di seluruh Indonesia.
Kemudian menghitung baseline carbon emission untuk memahami dampak dan komitmen perusahaan menuju net zero by 2030. Selanjutnya komitmen terhadap transparansi dengan melaporkan kemajuan dan cara kami mencapai target 2030
Selanjutnya siap untuk mendapatkan peluang pendanaan dengan target sustainability performance dan terakhir dengan mendukung arahan pemerintah Indonesia untuk mencapai climate change target dan NDC.