Beranda Tambang Today Umum Tiga Pilar Utama Rantai Pasok Di Sektor Pertambangan Pada Masa Pandemi

Tiga Pilar Utama Rantai Pasok Di Sektor Pertambangan Pada Masa Pandemi

Jakarta,TAMBANG, Salah satu tantangan operasional pertambangan di tengah pandemi Covid-19 dan memasuki situasi new normal saat ini adalah memastikan keberlangsungan operasional. Untuk itu ada tiga hal penting yang harus dipastikan yakni mobilitas SDM dan rantai pasok barang dan jasa dan kerjasama menyelesaikan tantangan yang dihadapi.

Hal ini disampaikan Presiden Direktur PT J Resources Asia Pasifik,Tbk (PSAB) Edi Permadi dalam diskusi online bertajuk “New Normal dan Tantangan Rantai Pasok Kebutuhan Pertambangan”. Diskusi ini dilaksanakan oleh Majalah TAMBANG.

Edi mengakui dalam kondisi pandemi ini perusahaan perlu memastikan mobilitas orang dari ke tempat kerja. “Ini tentang bagaimana akses orang untuk bekerja. Karena bisa saja ada satu kabupaten masuk zona merah, sementara kabupaten lainnya masuk zona kuning artinya bisa melakukan aktivitas. Sementara kegiatan pertambangan bisa mengakses antar kabupaten, antar propinsi dan antar pulau. Hal ini menjadi tantangan tersendiri khusus di awal,” terang Edi.

Selain mobilitas SDM yang juga cukup menantang di awal adalah manajemen rantai pasok. Keberlanjutan operasional pertambangan sangat dipengaruhi rantai pasok. Edi kemudian menyebut beberapa tantangan terkait dengan rantai pasok di masa pandemik. Pasokan dari pabrik yang terganggu akibat adanya pembatasan operasional di negara atau kota tempat pabrik beroperasi. Kemudian lead time yang terganggu karena keterbatasan sarana transportasi.

Juga ada proses pengurusan izin impor yang lebih lama dari biasanya. Lalu proses penerimaan barang sebelum masuk area tambang yang lebih kompleks.

Untuk mengatasi tantangan ini perusahaan perlu melakukan beberapa hal. Mulai dari mengindentifikasi pemasok barang yang berpotensi terdampak khusus yang item kritikal seperti solar, reagent, sparepart pabrik dan crusher. Hal lain yang juga dilakukan adalah menambah safety stock lebih banyak dari ketika kondisi normal khusus untuk yang kritikal item.

“Kita juga mengidentifikasi pelaku pendukung yang berpotensi terdampak pada perizinan impor, pengiriman pasokan serta keterlambatan proses manufaktur. Di tempat lain juga mengidentifikasi potensi supplier yang dapat mendukung proses operasional dan layanan perusahaan ketika terjadi gangguan,”ungkap Edi.

Perusahaan juga menurut Edi perlu menginfomasikan pada pengguna mengenai keterbatasan yang dihadapi perusahaan dan meminta mereka membuat perencanaan kebutuhan barang secara lebih akurat dan pemakaian lebih hemat.

“Ada tiga hal utama dalam hal pasokan yakni orang atau SDM, rantai pasoknya dan kolaborasi untuk menjaga keberlanjutan operasional. Situasi ini memang harus dihadapi dan kita tidak bisa menghindar dari situasi ini. Hal yang bisa kita lakukan adalah mencari jalan untuk bisa mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh situasi pandemi ini,”tutup Edi.