Denpasar-TAMBANG. Pembangunan Fasilitas LNG Receiving Terminal di Kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali dinilai mampu mengatasi ancaman krisis listrik di Pulau Dewata. Di kawasan wisata utama di tanah air ini, pertumbuhan listrik tiap tahunnya mencapai 14% yang merupakan nilai tertinggi di Indonesia. Tersedianya pasokan LNG, akan memungkinkan tersedianya energi primer untuk menggerakkan pembangkit listrik di Bali.
Presiden Direktur PT Pertamina Gas (Pertagas), Hendra Jaya menjelaskan, Terminal LNG itu kini sedang dalam persiapan pembangunan dan diperkirakan akan beroperasi 2016. Pasokan LNG dari infrastruktur tersebut nantinya akan mensuplai kebutuhan energi pembangkit listrik milik PT Indonesia Power, anak perusahaan PLN yang terletak di Pesanggaran, Bali.
Pembangkit listrik ini merupakan yang terbesar di antara dua pembangkit listrik lainnya, di Gilimanuk dan Pemaron. “Pembangunan Terminal LNG ini adalah bentuk sinergi antar BUMN , antara Pertamina yang diwakili Pertagas, Pelindo III, dan Indonesia Power sebagai pengguna LNG, dan dengan Pemerintah, baik tingkat pusat maupun daerah sebagai komitmen mewujudkan infrastruktur yang nantinya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah” katanya dalam keterangan pers ke redaksi TAMBANG, Senin kemarin.
Sinergi tersebut merupakan bagian dari upaya Pemerintah melakukan konversi BBM ke gas. Melalui konversi ini, selain akan mengurangi ketergantungan penggunaan BBM bagi pembangkit, juga penghematan keuangan negara, terutama dalam penyediaan energi, termasuk energi bersih bagi pembangkit di Bali.
Pembangunan terminal LNG ini akan menggunakan konsep land-base terminal dengan kebutuhan area sekitar 5 Ha di kawasan pelabuhan Benoa. PLTDG (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas) Pesanggaran, berkapasitas 200 MW, sementara ini masih menggunakan BBM sebagai sumber energi untuk pembangkitnya.
Dengan adanya terminal LNG ini maka program konversi BBM ke Gas dapat dilaksanakan, sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh pemerintah. Suplai gas menggunakan LNG yang bisa didapat dari mana saja berefek pada kelangsungan pemenuhan kebutuhan listrik di Bali menjadi terus berjalan.
Pertagas menggandeng PT Indonesia Power untuk membentuk perusahaan patungan bernama PT Perta Daya Gas. Perusahaan itu ditugaskan untuk membangun fasilitas Terminal LNG berkapasitas mencapai 24.000 meter kubik. Fasilitas itu nantinya akan menyalurkan gas ke pembangkit Pesanggaran melalui pipa 12 inchi.
Kapasitas alirnya maksimal 50 mmscfd. Apabila digunakan seluruhnya kapasitas maksimal tersebut dapat menghasilkan listrik sebesar 250 MW. Namun pembangunan Terminal LNG ini, masih menunggu penetapan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Benoa,
Dalam penetapan ini membutuhkan adanya rekomendasi dari Pemerintah Daerah Denpasar, yang disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Denpasar. Walikota Denpasar, yang diwakili Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar, A.A. Bagus Sudharsana, menyatakan, pembangunan Terminal LNG ini sesuai dengan kebijakan Kota Denpasar tentang energi yang berkorelasi dengan lingkungan hidup, juga sejalan dengan visi Propinsi Bali yaitu Green Province.
“Rencananya pasokan LNG terminal ini, diperoleh dari Bontang dan sumber-sumber lainnya, sementara pendanaan pembangunan berasal dari penyertaan modal Pertagas.” tutup Hendra Jaya
Bersamaan dengan perayaan Hari Raya Galungan tanggal 17 Desember 2014 dan Hari Raya Kuningan tanggal 27 Desember 2014 semoga masyarakat Bali dapat mendoakan agar pembangunan Terminal LNG Denpasar ini segera dapat terwujud agar bahan bakar listrik di Bali lebih murah dan ramah lingkungan.
Bali Clean and Green….