Jakarta, TAMBANG – Pemerintah Indonesia dan Inpex capai kesepakatan final pengembangan Masela setelah 20 tahun. Kesepakatan final yang bersejarah tersebut ditandai dengan penandatanganan Minute of Meeting (MoM) oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda, disaksikan Menteri ESDM Ignasius Jonan di Tokyo, Senin (27/5).
Sejumlah poin strategis berhasil disepakati, yang memungkinkan lapangan gas raksasa ini bisa segera dikembangkan. Jonan berharap, kesepakatan ini akan memberi dampak positif bagi peningkatan iklim investasi nasional serta pembangunan kawasan Timur Indonesia.
“Akhirnya INPEX dan SKK Migas sepakat atas pokok-pokok pengembangan blok Masela sore ini di Tokyo. Pembahasan telah berlangsung sejak 18 tahun yang lalu lho. Nilai investasi antara USD18-20 miliar dengan pembagian yang fair bagi Negara dan kontraktor. Saya sampai terharu,” ungkap Menteri ESDM melalui keterangan resmi, Senin (27/5).
Nilai investasi pengembangan Blok Masela akan mencapai sekitar USD20 miliar. Kedua pihak berhasil mencapai win-win solution dengan skema bagi hasil, dimana pemerintah sekurangnya mendapat bagian 50 persen.
Jonan menjelaskan, adapun penandatanganan perjanjian antara Pemerintah Indonesia dan Inpex Corporation, direncanakan dilaksanakan pada pertemuan negara-negara G20 di Jepang dalam waktu dekat.
Untuk diketahui, Jonan tiba di Tokyo dari lawatan sebelumnya ke Houston, Amerika Serikat. Pertemuan ini merupakan pertemuan lanjutan dari pertemuan Jonan dengan Ueda pada 16 Mei di Tokyo.
Pada pertemuan 16 Mei, berhasil disepakati kerangka final Plan of Development (PoD) Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku. Pertemuan hari ini membahas negosiasi detil dari kerangka tersebut, sehingga perjanjian antara pemerintah Indonesia dan Inpex Corporation Jepang bisa segera ditandatangani.
Dalam pertemuan kali ini, Jonan didampingi Duta Besar RI untuk Jepang Arifin Tasrif, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Wakil Kepala SKK Migas Sukandar, dan Deputi Perencanaan SKK Migas Jafee Suardin.