Jakarta, TAMBANG – PT Indika Energy Tbk merilis laporan keuangan konsolidasi periode enam bulan yang berakhir. Perseroan mencetak laba inti sebesar USD 55,8 juta, meningkat signifikan dibandingkan USD 6,5 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perseroan mencatat hasil positif untuk laba bersih di semester pertama 2021, yaitu laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat menjadi USD 12,0 juta, dibandingkan rugi bersih sebesar USD 21,9 juta pada periode sebelumnya.
Peningkatan kinerja sejumlah afiliasi anak perusahaan, serta peningkatan permintaan dan perbaikan harga batu bara mendongkrak kinerja Indika Energy secara keseluruhan. Lebih lanjut, perseroan juga terus melakukan diversifikasi usaha pada sektor bukan batu bara.
Sepanjang semester pertama 2021, Indika Energy membukukan Pendapatan USD 1,2 miliar, atau meningkat 14,1 persen dari USD 1,1 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan terutama berasal dari PT Kideco Jaya Agung yang mencatat kenaikan harga jual rata-rata batu bara sebesar 21,9 persen dari USD 39,8 menjadi USD 48,6 per ton.
Kideco juga mencatat kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 8,5 persen dari 16,6 juta ton menjadi 18,1 juta ton pada. Dari volume tersebut, Kideco memasarkan 6,4 juta ton atau 35 persen di antaranya untuk pasar domestik, jauh melebihi Domestic Market Obligation (DMO) batu bara sebesar 25 persen. Sementara itu volume penjualan batu bara untuk pasar ekspor mencapai 11,7 juta ton dengan negara tujuan China, India, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Peningkatan pendapatan juga dikontribusikan oleh PT Petrosea Tbk yang mencatat kenaikan 9,9 persen berkat meningkatnya kinerja di bidang kontrak pertambangan, demikian pula perusahaan tambang batub ara PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) sebesar 75,1 persen yang disebabkan kenaikan volume penjualan batu bara dari 600 ribu ton menjadi 900 ton. MUTU juga mencatat kenaikan harga jual rata-rata batu bara sebesar 30,4 persen dari USD 63,1 menjadi USD 82,3 per ton.
Sementara itu perusahaan lainnya seperti perusahaan transportasi dan logistik laut PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), dan perusahaan logistik terintegrasi PT Interport Mandiri Utama (Interport) juga berkontribusi positif terhadap meningkatnya pendapatan Perseroan.
Sedangkan laba kotor perseroan tercatat sebesar USD 294,0 juta, atau meningkat 68,7 persen dibandingkan USD 174,3 juta. Margin laba kotor perseroan juga naik dari 15,4 persen menjadi 22,8 persen yang terutama disebabkan meningkatnya marjin laba kotor Kideco dari sebelumnya 17,2 persen menjadi 27,4 persen. Namun peningkatan tersebut sedikit tergerus oleh kerugian kotor Tripatra sebesar USD 20,3 juta karena adanya biaya tambahan yang dikeluarkan dalam proyek BP Tangguh.
Di semester pertama tahun ini, posisi kas, setara kas dan aset keuangan lain Perseroan mencapai USD 756,6 juta. Realisasi biaya modal (capital expenditure) sebesar USD 37,0 juta, di mana USD 26,6 juta di antaranya digunakan untuk pemeliharaan dan penggantian aset Petrosea dan USD 4,2 juta digunakan MBSS untuk pemeliharaan kapal.
Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy mengatakan, perseroan berhasil mencatatkan kinerja yang solid dan mencapai target produksi batu bara yang ditetapkan. Meningkatnya permintaan dan terbatasnya pasokan batu bara telah meningkatkan harga jual rata-rata batu bara yang turut berperan dalam peningkatan laba bersih perseroan.
“Sejak 2018, Indika Energy telah melakukan diversifikasi di luar sektor inti kami di bidang energi dan pertambangan. Hal ini sejalan dengan tujuan eksistensi kami untuk memberi energi pada Indonesia demi masa depan yang berkelanjutan. Investasi diversifikasi Indika Energy kini meliputi tambang emas, teknologi digital, energi baru dan terbarukan, kendaraan motor listrik, juga solusi berbasis alam atau nature-based solutions. Indika Energy menargetkan 50 persen pendapatan dari sektor non-batu bara pada tahun 2025 dan saat ini kami terus mengembangkan portofolio diversifikasi kami,” tuturnya.
Azis menambahkan, saat ini pemulihan kesehatan merupakan aspek utama dalam keseluruhan proses pemulihan ekonomi nasional. “Untuk Indonesia yang lebih sehat, butuh gotong-royong dari setiap elemen masyarakat. Sejak awal pandemi, Indika Energy terus berkontribusi melalui berbagai inisiatif untuk membantu masyarakat,” jelasnya.