Jakarta,TAMBANG, Pandemi Covid-19 dan penurunan harga batu bara telah mempengaruhi kinerja PT United Tractors,Tbk (UNTR). Sampai September 2020, perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp.46,5 triliun. Dibanding periode yang sama tahun lalu ada penurunan 29%. Di kuartal III tahun 2019, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp.65,6 triliun. Ini berimbas pada pendapatan bersih yang juga turun. Laba bersih perseroan turun 38% menjadi Rp 5,3 triliun dari sebelumnya sebesar Rp.8,6 triliun.
Sebagaimana diketahui pendapatan perusahaan ditopang beberapa segmen usaha yakni Mesin konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan batu bara, Pertambangan emas dan industry konstruksi. Sejauh ini Kontraktor Penambangan menjadi kontributor terbesar yakni 48%. Selanjutnya secara berturut-turut Mesin konstruksi (22%), Pertambangan Batu bara (16%), Pertambangan Emas (12%) dan Industri konstruksi (2%).
Segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan bulan September 2020, segmen ini membukukan pendapatan bersih sebesar Rp22,1 triliun. Sementara di periode yang sama tahun 2019, perseroan membukukan pendapatan Rp30,0 triliun. PAMA mencatat penurunan volume produksi batu bara sebesar 12% dari 96,5 juta ton menjadi 85,3 juta ton. Demikian juga dengan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) turun 16% dari 749,8 juta bcm menjadi 630,8 juta bcm.
Kemudian untuk segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 54% menjadi 1.191 unit. Sementara periode yang sama tahun lalu penjualannya mencapai sebesar 2.568 unit. Turunnya harga komoditas dan penurunan aktivitas di semua sektor berdampak pada penurunan permintaan alat berat.
Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat juga mengalami penurunan sebesar 31% menjadi sebesar Rp4,7 triliun. Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu tetap mampu mempertahankan posisinya sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 31%.
Penjualan UD Trucks mengalami penurunan dari 387 unit menjadi 154 unit, dan penjualan produk Scania turun dari 382 unit menjadi 129 unit. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi turun 43% menjadi sebesar Rp10,3 triliun dibandingkan Rp18,2 triliun pada periode yang sama tahun 2019.
Kemudian segmen usaha Pertambangan Batu bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan bulan September 2020 total penjualan batu bara mencapai 7,1 juta ton, termasuk di dalamnya 1,2 juta ton batu bara kokas. Dibanding periode yang sama tahun lalu ada kenaikan 11% dari sebesar 6,5 juta ton. Namun demikian, pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu bara turun 11% menjadi Rp7,5 triliun karena penurunan rata-rata harga jual batu bara.