Beranda Tambang Today Kapal Operasional Migas Harus Direparasi di Dalam Negeri

Kapal Operasional Migas Harus Direparasi di Dalam Negeri

Menteri Saleh Husin meresmikan kapal. Sumber foto: salehhusin.id

Jakarta-TAMBANG. Kementerian Perindustrian terus memperkuat industri penunjang eksplorasi minyak dan gas guna turut mendorong kinerja sektor migas nasional. Berbagai upaya dilakukan termasuk meningkatkan kemampuan sarana dan prasarana pendukung kegiatan industri migas tersebut.

 

Industri galangan di dalam negeri pun dinilai telah mampu menangani kebutuhan pembangunan, perawatan dan pemeliharaan armada kapal operasional migas. Kemampuan itu terus diperkuat demi menunjang produktivitas mengingat produksi migas bernilai strategis yang sangat tinggi bagi perekonomian nasional.

 

Menteri Perindustrian, Saleh Husin menegaskan hal itu meresmikan kapal self elevated and propelled utility platform (SEAPUP) 2 milik PT Swadaya Sarana Berlian di kawasan pelabuhan Marunda, Jakarta. Investasi pembangunan kapal itu mencapai Rp 800-900 miliar.

 

“Kami optimistis, industri nasional mampu mendukung aktivitas produksi migas. Maka saya minta dan ingatkan lagi agar kapal yang melakukan aktivitas di sektor migas seperti kapal Seapup 2 ini direparasi di galangan dalam negeri, mungkin di Batam atau lokasi lain,” kata Saleh.

 

Keberpihakan pada galangan nasional ini, imbuhnya, bahkan sudah beberapa kali ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo. Kementerian, lembaga negara dan BUMN diwajibkan membangun kapal di dalam negeri. Swasta juga diharapkan turut berkontribusi pada pengembangan industri galangan nasional.

 

Industri perkapalan nasional sebagai salah satu industri strategis telah mencapai beberapa kemajuan, di antaranya  jumlah galangan kapal meningkat menjadi sekitar 250 perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 1 juta DWT/tahun untuk bangunan baru dan sekitar 12 juta DWT/tahun untuk reparasi kapal.

 

Ke depan diharapkan kapasitas produksi untuk bangunan baru maupun reparasi kapal dapat terus ditingkatkan termasuk kemampuan dalam membangun fasilitas untuk mendukung kegiatan di sektor migas.

 

Direktur Utama Swadaya Sarana Berlian Setiady Perwata mengatakan, SEAPUP 2 merupakan kapal berbendera Indonesia yang konstruksinya dilakukan dari 2014 hingga 2015 dan diserahterimakan pada tahun ini.

 

“Kru kapal 100 persen dari Indonesia dan kapal ini merupakan buah pengalaman kami selama 23 tahun. Sebelumnya kami juga mengoperasikan kapal sejenis. Itu semua memperkuat keyakinan kita mampu menangani fasilitas ini dan bersaing dengan negara lain,” ujarnya.

 

Saleh kembali menegaskan, dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai maka kegiatan operasional sektor migas diharapkan semakin membaik. Salah satunya adalah penyediaan berbagai armada kapal untuk melayani operasional di lapangan.

 

 

Ia mencermati, menilik karakteristik wilayah Indonesia, potensi migas yang harus dikelola sebagaian besar berada diwilayah lautan. Oleh sebab itu, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan armada kapal maupun sarana lain dalam mendukung kegiatan sektor migas tersebut sangat diperlukan.

 
Apalagi, Indonesia mempunyai kepentingan atas majunya industri perkapalan nasional yang mampu secara mandiri dapat memenuhi kebutuhan armada kapal disektor tersebut.

 

 

“Di samping itu, efek berganda terjadi dengan berputarnya usaha tersebut sangatlah besar, seperti investasi dan penyerapan lapangan kerja sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian di sektor lainnya,” pungkasnya.