Beranda ENERGI Kelistrikan Saham Perusahaan Amerika di Paiton Dijual ke Qatar

Saham Perusahaan Amerika di Paiton Dijual ke Qatar

Pembangkit Paiton. Sumber foto: Soebardjos.blogspot.com

Jakarta, TAMBANG. DYNEGY INC. dan Energy Capital Partners (ECP), melalui perusahaan patungan yang baru dibentuk, setuju untuk mengakuisisi pembangkit listrik milik perusahaan Amerika Serikat, Engie Energy International. Total kapasitas pembangkit yang diakuisisi adalah 8.731 MW, semua berbahan bakar batu bara.

 

Media Power Energy dalam tulisannya kemarin memberitakan, nila transaksinya mencapai US$ 3,3 miliar. Transaksi itu diharapkan selesai pada kuartal keempat 2016 ini. Dynegy akan memiliki 65% saham di perusahaan patungan. Sisanya dipunyai Energy Capital Partners.

 

Dynegy, perusahaan yang bermarkas di Houston, Amerika Serikat itu mengatakan, akuisisi oleh perusahaan patungan dengan Energy Capital akan membuat aset Dynegy lebih tersebar secara geografis. Setelah akuisisi ini, portofolio Dynegy akan mencapai 35 GW.

 

‘’Akuisisi yang diumumkan hari ini melanjutkan transformasi Dynegy yang dimulai pada 2011, untuk membangun portofolio berkelanjutan di pasar yang kompetitif,’’ kata Robert C. Flexon, Direktur Utama dan Ketua Eksekutif Dynegy.

 

Engie, yang semula dikenal bernama gdf Suez, juga dalam proses perubahan. Di samping mengumumkan kerjasamanya dengan Dynegy, Engie juga mengabarkan telah mencapai kesepakatan untuk menjual sahamnya di pembangkit listrik Paiton, Jawa Timur, dan di Meenakshi, India. Saham di Paiton akan dijual ke Nebras Power QSC, sedaang saham di Meenakshi dijual ke India Power Copr. Ltd.

 

Nebras Power merupakan BUMN listrik dari Qatar. Perusahaan ini didirikan pada 1990, dimiliki pemerintah Qatar. Perusahaan ini memiliki 11 direktur. Yang menjadi direktur utama adalah Dr. Mohammed Bin Saleh Al Sada, yang juga Menteri Energi dan Industri. Saat ini, Nebras Power memiliki pembangkit berkapasitas total 5.820 MW.

 

Setelah menjual sahamnya di Paiton, Engie masih hadir di Indonesia dengan proyek-proyeknya yang lain. Sejak 2011, Engie mengembangkan listrik geotermal di Muara Laboh, Rajabasa, dan Rantau Dedap. Engie berpartner dengan Supreme Energy, Sumitomo Corporation, dan Marubeni Corporation.

 

Engie juga masih memiliki 45% saham di blok minyak dan gas Muara Bakau, cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Ia bermitra dengan perusahaan Italia, Eni. Eni dan Engie juga mengembangkan lapangan minyak Jangkrik, yang rencananya mulai berproduksi pada 2017.

 

Lapangan Jangkrik memiliki cadangan 300 juta barel minyak. Ini merupakan investasi kedua terbesar bagi Engie, di antara investasi lainnya di dunia.