Jakarta, TAMBANG – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina (Persero) dan Air Product mulai membangun pabrik hilirisasi batubara menjadi DME di tambang PTBA Peranap, Riau.
Pembangunan ini dimulai dengan pencanangan pada Kamis (7/2), dengan penekanan tombol oleh Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina (Persero) Heru Setiawan, Direktur Utama PT Air Products Indonesia Triwidio Pramono. Kemudian, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) Budi Gunadi Sadikin, Sekretaris Daerah Provinsi Riau Ahmad Hijazi, dan Wakil Bupati Indragiri Hulu Khairizal
Pencanangan ini, dalam keterangan resmi PTBA pada Jumat (8/2), adalah kelanjutan dari MoU kerjasama dan Joint Venture Agreement terkait hilirisasi batu bara antara PTBA, Pertamina dan Air Products, pada 7 November 2018 lalu di Allentown, Amerika Serikat. Melalui penandantanganan ini, ketiga belah pihak sepakat untuk bekerja sama dalam gasifikasi batu bara, untuk mengubah batu bara berkalori rendah menjadi produk akhir yang memiliki nilai tambah.
Pada pertengahan Januari 2019 lalu, ketiga perusahaan juga telah bersepakat untuk mendirikan perusahaan patungan yang bergerak di bidang bisnis pengolahan batubara dan produk turunannya. Kesepakatan dituangkan dalam pokok-pokok perjanjian pembentukan perusahaan patungan hilirisasi mulut tambang batu bara PTBA Peranap, Riau.
Melalui teknologi gasifikasi, batu bara akan diubah menjadi syngas yang akan diproses menjadi produk akhir. Nantinya PTBA akan menyuplai batubara dari area tambang Peranap ke perusahaan patungan untuk diolah menjadi produk akhir oleh Pertamina. Sementara itu, optimasi desain teknologi akan dilakukan Air Products and Chemicals Inc.
Menteri BUMN Rini Soemarno menyambut baik kerjasama ini dan mengharapkan agar realisasi berdirinya hilirisasi batu bara segera terwujud. Menurutnya, Indonesia harus tetap mengembangkan industri hilirisasi batu bara bukan hanya dalam mengurangi impor tapi juga dalam rangka mengembangkan ekspor.
“Hilirisasi juga penting dalam upaya mengurangi polusi dari batu bara dengan memproduksi clean energy berupa Syngas yang akan jadi hulu dari berbagai produk seperti DME bahkan sampai solar dan avtur,” ujar Rini, dalam keterangan resmi PTBA, Jumat (8/2).
Wilayah tambang PTBA di Peranap, akan menjadi lokasi gasifikasi batu bara karena memiliki cadangan besar batu bara kalori rendah. Dengan adanya proyek gasifikasi batu bara di Mulut Tambang Peranap ini, tentunya akan dapat menghidupkan dan mengoptimalisasi sumber daya alam batu bara Peranap untuk ketahanan energi nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Nantinya, batu bara kalori rendah yang berasal dari tambang PTBA Peranap, Riau, akan diolah menjadi syngas untuk kemudian diproses menjadi DME. DME inilah yang akan digunakan oleh Pertamina sebagai substitusi LPG. Adanya DME yang digunakan untuk LPG ini merupakan salah satu langkah sinergi BUMN dan langkah Pertamina untuk dapat menekan impor LPG. Langkah ini dinilai sebagai langkah strategis secara nasional.
Setelah pencanangan, akan dilakukan tahap selanjutnya yakni konstruksi pembangunan pabrik. Rencananya, usaha hilirisasi batubara di mulut tambang batu bara Peranap ini memiliki kapasitas 1,4 juta ton DME per tahun dengan kebutuhan batu bara sebesar 9,2 juta ton per tahun.