Jakarta,TAMBANG,- Perusahaan tambang timah, PT Timah,Tbk (TINS) membangun pilot project budidaya perikanan terintegrasi dengan konsep Kerambah Jaring Apung (KJA). Kegiatan ini dilaksanakan di Kawasan Perairan Rambak, Kabupaten Bangka. Budidaya perikanan dibangun di kawasan penambangan laut yang masih aktif beroperasi.
Dilakukan sejak April 2021 silam, budidaya perikanan ini menggunakan dua unit KJA dengan delapan kolam. PT Timah,Tbk menggandeng Universitas Bangka Belitung dalam melaksanakan project ini. Di dalamnya dibudidayakan udang vaname, kakap putih dan kerapu hybrid.
Dosen Jurusan Aquakultur Universitas Bangka Belitung, Ahmad Fahrul Syarif S.Pi M.Si yang juga merupakan tim teknis menjelaskan program budidaya perikanan di dekat penambangan laut aktif terbilang sukses. Hal ini terlihat dengan tumbuh kembang ikan dan rendahnya mortalitas komoditas yang dibudidayakan.
Ahmad menjelaskan, pola yang dikembangkan yakni Integretaed Multitrophic Aquaculture (IMTA) di Marikultur. Dimana budidaya dilaksanakan hanya berjarak sekitar 2 kilomoter dari Kapal Isap Produksi (KIP) yang masih beroperasi aktif di Kawasan tersebut.
“Kami bersama PT Timah,Tbk membuat kajian budidaya laut terintegrasi sebagai peluang bisnis baru perusahaan yang lokasinya di wilayah izin usaha pertambangan perusahaan dan KJA ini terletak di Kawasan penambangan aktif dengan jarak sekitar 2 kilometer dari kapal isap yang masih beroperasi,” terangnya saat panen ikan dan udang di KJA, Kamis (28/10/2021).
Ia juga menjelaskan, proses budidaya ini dilaksanakan dengan sistem KJA pada umumnya, hanya saja diperlukan beberapa rekayasa tambahan seperti penambahan lapisan jaringan agar tidak mudah masuk sedimentasi. Selain itu bentuk jaring KJA yang dibuat ini mudah ditiru masyarakat dengan biaya yang tidak mahal.
“Hampir sama dengan KJA pada umumnya, kita menggunakan papan dan kayu. Hanya saja untuk jaring kita tambah menjadi tiga lapis, ini juga harus rajin diperiksa karena kan ada kendala di cuaca ekstrem juga. Karena tantangannya memang di cuaca,” ujarnya.
“Bentuk KJA yang dibuat juga disesuaikan agar ini mudah ditiru masyarat dan biayanya juga tidak mahal. Karena kedepan, PT Timah Tbk juga akan mengimplementasikan ini untuk masyarakat, bahkan masyarakat dilibatkan langsung seperti pembuatan KJA, tenaga kerja untuk memberi pakan dan transportasi yang digunakan,” sambungnya.
Ia menjelaskan, budidaya ikan di kawasan kapal isap produksi yang masih berproduksi ini menunjukkan hasil yang baik.
“Kalau dilihat dari pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan ini berhasil, dimana tingkat mortalitas ikan kurang dari 5 persen. Jika dilakukan dengan treatment yang tepat tidak masalah dan budidaya perikanan bisa dilakukan di kawasan penambangan aktif. Karena pertumbuhan cukup baik,” ujarnya.
Ia menjelaskan pihaknya menebar 300 bibit ikan kerapu dengan ukuran 6 cm dan bobot 5 gram yang berasal dari Situbondo dalam waktu enam bulan sudah bisa panen dengan ukuran kerapu 700-800 gram. Sedangkan ikan kakap bibitnya didatangkan dari Karawang dengan bobot awal 14 gram dan panjang 6 cm, dimana dalam waktu 6 bulan lebih sudah bisa dipanen dengan berat 650-750 gram. Begitu pula dengan udang vaname yang bisa tumbuh sesuai dengan perkembangan dimana dalam 70 hari bisa bisa menghasilakan udang 50 ekor per satu kilogram. Total panen ikan dan udang ini mencapai ratusan kilogram.
“Budidaya perikanan ini cukup menjanjikan secara bisnis dan ini bisa menjadi solusi bagi masyarakat untuk memanfaatkan potensi yang ada ini,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk, Alwin Albar mengatakan pihaknya menginisiasi kajian ini sebagai upaya perusahaan untuk menjawab beberapa tantangan terkait pemanfaatan kawasan pertambangan yang bisa bersinergi dengan sektor budidaya perikanan.
“Kami melakukan kajian ini bersama tim dari Universitas Bangka Belitung, untuk mengetahui ternyata di lokasi penambangan laut yang masih beroperasi ternyata bisa dilakukan budidaya ikan dan ini sesuai kajian terbilang baik hasilnya,” katanya.
Ia menyebutkan, selain itu nantinya pihaknya juga akan mengimplementasikan ini di beberapa wilayah lainnya. Dimana PT Timah,Tbk ke depan bisa bermitra dengan masyarakat untuk melakuka budidaya perikanan dengan konsep KJA di kawasan penambangan laut.
“Ini adalah bagian dari pengembangan bisnis PT Timah Tbk yang berkaitan dengan core bisnis utama PT Timah Tbk yakni penambangan. Setelah dilakukan kajian ternyata budidaya perikanan ini bisa dilakukan di dekat KIP yang sedang beroperasi,” ujarnya.
Menurutnya, PT Timah Tbk membuka diri bagi masyarakat yang ingin melaksanakan budidaya perikanan dengan sistem yang telah diterapkan perusahaan. “Ini juga bagian dari community development PT Timah dalam pemberdayaan masyarakat dan juga mengembangkan bisnis perusahaan,” tutupnya.