Beranda Event PT Chandra Asri Petrochemical Mulai Bangun Pabrik Polimer Sintetik

PT Chandra Asri Petrochemical Mulai Bangun Pabrik Polimer Sintetik

Jakarta – TAMBANG. Perusahaan petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical,Tbk (TPIA) akan mulai membangun pabrik Styrene Butadine Rubber (SBR). Pabrik ini nantinya akan dioperasikan oleh PT Synthetic Rubber Indonesia, yang merupakan perusahaan Joint Venture (JV) antara PT Styrindo Mono Indonesia (anak usaha TPIA) dengan Compagnie Financiere du Groupe Michelin, Salah satu produsen ban asa Prancis. Direncanakan pabrik ini mulai berproduksi pada 2017 atau 2018.

 

“Saat ini masih finalisasi penunjukan kontraktor,” ujar Sekretaris Perusahaan Suryandi di Jakarta, senin (8/6).

 

Sebagaimana diketahui Styrene Butadine Rubber (SBR) tidak lain merupakan salah satu jenis polimer sintetik yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan karet yang tidak dapat dicukupi oleh karet alam. SBR yang disebut-sebut paling banyak digunakan di dunia saat ini dibuat dari campuran 1,3 butadiene dan styrene dan dimanfaatkan untuk pembuatan ban kendaraan. Bahkan hampir 60% SBR yang dihasilkan di USA digunakan dalam industri ban mobil dan bahan perekat, disamping itu juga banyak digunakan sebagai bahan pelapis, pembungkus makanan, mainan anak-anak, perpipaan, sabuk ( belt), sepatu, dan lain-lain.

 

Dalam proyek ini, Chandra Asri menjadi pemegang saham minoritas dan telah menyetor modal sebesar US$32,36 juta. Dana tersebut digunakan untuk membeli tanah. Suryandi juga menjelaskan sebagai salah satu pemegang saham minoritas yakni 45%, pihaknya jelas berkewajiban untuk menyetorkan dana.

Menurut Head of Investor Relation TPIA Harry Tamin, biasanya dana berasal dari equitas sebesar 30%. “Kewajiban Chandra Asri adalah 45% dari 30% tersebut,” terang Harry.

 

Pada 2014, Chandra Asri mencatat laba sebesar US$ 18,246 juta atau naik 65,4% dibandingkan tahun 2013 sebesar US$ 11,030 juta. “Pendapatan bersih TPIA pada tahun 2014 mencapai US$ 2.460 juta,” ujar Harry.

 

Sejauh ini kontribusi terbesar bagi pendapatan perseroan berasal dari penjualan produk Polyolefins sebesar 53%. Sumber pendapatan lainnya, berasal dari produk Olefins sebesar 21%, Styrene Monomer sebesar 17%, dan Butadine sebesar 9%.

 

Sesuai dengan kesepakatan pemegang saha, perseroan mengalokasikan 25% atau US$4.5 juta dari perolehan laba bersih sepanjang 2014 untuk dibagikan sebagai deviden. “Pemegang saham sepakat untuk mengalokasikan sebagian laba bersih 2014 untuk dividen nilainya US$4.5 juta. Selain itu, keuntungan perusahaan juga akan dibukukan sebagai laba ditahan dan dana cadangan,”terang Harry.

 

Rencananya, dividen akan dibayarkan paling lambat satu bulan setelah RUPST atau awal Juli mendatang. Kemudian, sebagian laba dibukukan atau laba ditahan nantinya akan guna untuk mendukung bisnis perusahaan tahun ini dan tahun mendatang.