Jakarta, TAMBANG – Setelah empat tahun, Pertamina menandatangani serah terima pembangunan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) dari JGC. Serah terima ini menandai rampungnya proyek dan PLBC akan sepenuhnya beroperasi.
JGC merupakan sebuah perusahaan bidang kontraktor EPC internasional asal Jepang. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang dan Project Director PT JGC, Suryadi Kresno di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (31/7).
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang menjelaskan di bawah pengelolaan Pertamina Refinery Unit (RU) IV, Kilang Cilacap akan memproduksi lebih banyak bahan bakar minyak berkualitas standar EURO 4.
“Dengan selesainya PLBC, kemampuan produksi Pertamax Kilang Cilacap meningkat signifikan dari 1,0 juta barrel per bulan menjadi 1,6 juta barrel per bulan, sehingga akan mengurangi impor BBM, terutama Pertamax,” ungkap Ignatius melalui keterangan resmi, Kamis (1/8).
Selain itu, lanjut Ignatius, PLBC juga berdampak positif pada upaya pemerintah untuk memperkuat cadangan devisa negara dan bahkan berkontribusi terhadap GDP Indonesia sekitar 0,12 persen.
Menurut Ignatius, PLBC menelan investasi USD392 juta dengan lingkup pekerjaan meliputi revamping unit platforming I. Sehingga kapasitas produksi meningkat 30 persen menjadi 18.6 MBSD, pembangunan unit baru LNHT – Isomerization dengan kapasitas design 21.5 MBSD serta pembangunan beberapa unit utilities untuk mendukung unit proses PLBC.
Saat konstruksi, PLBC menyerap sekitar 2.500 tenaga pekerja, dimana lebih dari 70 persen di antaranya adalah pekerja lokal Cilacap. Selama proyek berlangsung hingga 29 Juli 2019, telah dicapai 17 juta lebih jam kerja aman tanpa LTI.
“Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang besar Pertamina yang berperan dalam menjaga swasembada dan kemandirian energi nasional. Kapasitas operasi menyumbang sekitar 33,4 persen dari total kapasitas kilang nasional,” lanjut Ignatius.