Jakarta, TAMBANG – PT Pertamina berhasil mencatat produksi Migas 907 ribu barel setara minyak (bsmph) hingga Juli 2018. Perolehan ini ditopang oleh Blok Cepu yang menjadi kontributor terbesar.
“Saat ini produksi nasional dari Blok Cepu 200 ribu, Kalau kita tidak menemukan seperti Cepu, maka kita akan drop,” ungkap Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam saat ditemui di kompleks DPR RI, Selasa (28/8) malam.
Kalau diperinci, maka produksi minyak selama tujuh bulan pertama tahun 2018 ini mencapai 380 ribu barel per hari (bph). Adapun gasnya sebesar 3.056 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Capaian ini meningkat sekitar 30 persen dari capaian di periode yang sama tahun sebelumnya.
Untuk diketahui, Blok Cepu jadi contributor terbesar pada produksi ini dalam kategori blok eksplorasi yang dimiliki Pertamina, bukan kategori blok akuisisi.
Bila dilihat secara umum, maka Blok Mahakam tetap jadi kontributor terbesar atas peningkatan produksi Pertamina. Meskipun, status produksi dari Mahakam sendiri menurun.
“Memang harus diakui, produksi Mahakam menurun,” beber Syamsu.
Pembedaan antara blok eksplorasi dan blok akuisisi menjadi penting. Sebab kalau peningkatan ditopang oleh hasil eksplorasi, maka itu merapakan tabungan dari hasil kerja Pertamina. Sementara kalau akuisisi, itu sifatnya aksidental dan tidak bisa terus menerus jadi andalan peningkatan.
Syamsu menyadari perbedaan tersebut. Untuk itu, ia menegaskan Pertamina tetap memprioritaskan peningkatan produksi dari hasil eksplorasi.
“Kita spend uang di blok-blok open. Ini harapannya untuk ekpslorasi untuk produksi. Kita akan buktikan kita mampu,” tegas Syamsu.