Beranda Mineral Presiden Joko Widodo Apresiasi PTFI Atas Komitmen Hilirisasi Tembaga

Presiden Joko Widodo Apresiasi PTFI Atas Komitmen Hilirisasi Tembaga

(Ki-ka) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Negara Bahlil Lahadalia, CEO Mitsubishi Materials Corporation Naoki Ono, Presiden Direktur PT Smelting Hideya Sato, dan Chairman of the Board & CEO Freeport McMoran Richard Adkerson. meresmikan proyek ekspansi PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, pada Kamis (14/12).

Jakarta,TAMBANG,- Presiden Joko Widodo mengapresiasi langkah PT Freeport Indonesia yang berinvestasi pada proyek ekspansi kapasitas di PT Smelting, Gresik-Jawa Timur. Sementara perusahaan ini juga tengah membangun smelter tembaga yang baru. Lokasinya tidak jauh dari lokasi smelter PT Smelting.

“Saya sangat mengapresiasi upaya PTFI meningkatkan kapasitas pemurnian tembaga di PT Smelting yang naik dari 1 juta menjadi 1,3 juta ton per tahun. Ini menunjukkan komitmen PTFI, yang bekerja sama dengan Mitsubishi, untuk mendukung hilirisasi dengan melakukan ekspansi, sehingga nilai tambah itu ada di Indonesia. Diharapkan juga dengan pembangunan PTFI Smelter di Manyar, tambah lagi 1,7 juta ton per tahun, artinya smelter kita dapat memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun,” ungkap Presiden Jokowi.

Orang nomor satu ini pun mengungkapkan bahwa dengan meningkatnya nilai tambah, maka akan muncul industri-industri baru. “Dengan upaya hilirisasi ini, yang kita harapkan lagi adalah munculnya industri baru dari produk-produk turunan tembaga tersebut, seperti copper foil. Semuanya harus dihilirisasikan agar nilai tambah dan kesempatan kerja itu ada di negara kita,” tambah Jokowi.

Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo saat meresmikan proyek ekspansi PT Smelting yang dilakukan PT Freeport Indonesia (PTFI), yaitu penambahan kapasitas pemurnian konsentrat tembaga menjadi 1,3 juta ton per tahun, di Gresik, Jawa Timur, pada Kamis (14/12).

Sebagaimana diketahui, proyek ekspansi ini merupakan wujud komitmen PTFI dalam mendukung kebijakan hilirisasi komoditas tambang nasional. PT Smelting merupakan pabrik peleburan dan pemurnian tembaga pertama di Indonesia yang dibangun PTFI bersama konsorsium Jepang sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam memenuhi kewajiban Kontrak Karya PTFI tahun 1991.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menjelaskan bahwa ekspansi kapasitas produksi PT Smelting oleh PTFI merupakan salah satu bagian realisasi komitmen perusahaan dalam mendorong percepatan program hilirisasi produk tambang di Indonesia dan menciptakan nilai tambah ekonomi domestik. PTFI mendanai seluruh biaya proyek ekspansi yang nilainya mencapai USD 250 juta atau setara dengan Rp.3,7 triliun . Ini membuat kepemilikan saham PTFI di PT Smelting menjadi mayoritas dari 39,5 persen menjadi lebih dari 60 persen.

“Kami sangat berterima kasih kepada Pak Jokowi yang telah hadir untuk menyaksikan momentum penting ini. Ekspansi PT Smelting ini merupakan langkah strategis untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan nilai tambah melalui kebijakan hilirisasi tambang di Indonesia. Dengan penambahan kapasitas produksi di PT Smelting dan beroperasinya Smelter kedua PT Freeport Indonesia nanti, maka PTFI akan mampu memurnikan seluruh hasil produksi tambang sebanyak 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun di dalam negeri. Hal ini juga sekaligus memenuhi mandat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) terkait pembangunan smelter,” jelas Tony.

Presiden Direktur PT Smelting Hideya Sato juga mengatakan bahwa proyek ekspansi ini merupakan proyek ekspansi keempat PT Smelting sejak didirikan pada tahun 1996, menjadikan momentum ini babak baru dalam sejarah pertumbuhan PT Smelting. “Dengan rampungnya pembangunan konstruksi pabrik baru, kami akan beralih ke mode produksi penuh pada awal tahun depan dengan memproses rata-rata 1,3 juta metrik ton konsentrat tembaga kering per tahun dan memproduksi 342.000 metrik ton katoda tembaga,” ungkap Hideya.

Sejak 1998, PT Smelting telah beroperasi dan merupakan wujud upaya PTFI dalam mendukung strategi kebijakan hilirisasi nasional dan menciptakan nilai tambah ekonomi dalam negeri. Saat ini PTFI juga tengah merampungkan pembangunan Smelter kedua di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Manyar, Gresik.

“Per akhir November 2023, progres konstruksi smelter PTFI mencapai 83 persen. Kami optimis konstruksi fisik akan selesai di akhir Desember 2023, dan mulai tahap pre-commissioning serta commissioning pada Januari hingga Mei 2024. Operasi smelter kedua PTFI akan mencapai kapasitas penuh di akhir Desember 2024,” tutup Tony.