Jakarta,TAMBANG,- PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) akan membangun Coal Bleding Facility (CBF) sebagai alternatif solusi mengatasi menurunya cadangan batu bara. Untuk merealisasikan rencana tersebut, PLN EPI tengah melakukan kajian. Dalam pembangunan fasilitas ini salah satu Sub Holding PT PLN (Persero) ini akan menggandeng PT Krakatau Bandar Samudera (KBS).
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan seiring meningkatnya krisis energi dunia, pasokan batu bara untuk pembangkit semakin terbatas. Dalam hal ini PLN telah melakukan inovasi tata kelola energi primer untuk menjamin keandalan listrik nasional. Lewat CBF PLN EPI akan memperkuat keandalan pasokan energi primer untuk pembangkit di PLN Grup.
Inovasi PLN melalui CBF dirasa tepat karena akan memasok batu bara dalam jumlah yang cukup, berkualitas baik dan tepat waktu. “PLN EPI telah melakukan langkah-langkah strategis, salah satunya dengan penguatan pasokan energi primer untuk pembangkit listrik untuk menjamin keandalan suplai listrik ke pelanggan,” terang Iwan.
Dirinya melihat streamlining rantai pasok energi yang telah dibangun PLN akan semakin kokoh dengan adanya CBF. Termasuk kolaborasi dengan PT KBS yang akan membantu PLN memperoleh batu bara dengan kalori yang sesuai melalui CBF dan menjamin pengiriman batubara tepat waktu. Cara kerja CBF adalah dengan mencampur batubara berkalori tinggi dan rendah sehingga mencapai kalori yang dibutuhkan Pembangkit.
“Saya optimis dengan bantuan KBS rantai pasok kami akan semakin andal. Hal ini juga menampakkan sinergi kuat antar sesama BUMN untuk bersama-sama menerangi seluruh Indonesia,” tambah Iwan.
Dengan adanya inovasi ini, Iwan optimis pembangkit PLN tidak akan mengalami derating atau penurunan daya mampu. Sehingga, pasokan listrik untuk masyarakat tetap terjamin.
Sementara Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan menyampaikan bahwa CBF adalah salah satu strategi PLN EPI merespon keterbatasan pasokan batubara di beberapa pembangkit bertenaga uap (PLTU) di sepanjang tahun 2023. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah pembangkit yang dikelola PLN mengkonsumsi batu bara di bawah standar boiler.
“CBF memungkinkan PLTU untuk mendapatkan spesifikasi batubara yang optimum sesuai dengan standar kebutuhan boiler. Waktu pengirimannya juga lebih singkat,” jelas Mamit.
Mamit mengakui hadirnya CBF telah memberikan rasa aman untuk pembangkit. Karena strategi ini mampu menjamin kualitas dan kuantitas batubara menyesuaikan kebutuhan pembangkit. “Value creation CBF adalah dapat memasok sesuai spesifikasi optimum yang diminta pembangkit. Bahkan biaya pengadaan batubaranya juga terbilang lebih murah,” pungkas Mamit.