Jakarta, TAMBANG – Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk bersama PT Gagas Energi Indonesia melaksanakan uji coba penggunaan Compressed Natural Gas (CNG) sebagai Bahan Bakar Gas (BBG) pada sepeda motor. PGN melakukan uji coba pada tiga sepeda motor matik. Masing-masing sepeda motor menggunakan BBG sebanyak 2,5 liter setara bensin premium.
Dari hasil uji coba, jarak terjauh berhasil dicapai oleh salah satu motor vespa sejauh 104 kilometer dengan penggunaan 2,5 liter sehingga per liter diperhitungkan dapat menempuh jarak sekitar 41,6 kilometer.
Kemudian pada sepeda motor matik, menempuh jarak 93,7 kilometer (2,5 liter) atau sekitar 37,5 kilometer per liter. Sedangkan satu motor vespa lainnya menempuh jarak 91 kilometer per 2,5 liter atau 37 kilometer per liter. Dari ketiga kendaraan ini rata-rata jarak tempuh yang dapat diraih sebesar 38,7 kilometer per liter.
“Uji coba atau test drive ini bertujuan untuk mengetahui jarak maksimal yang dapat ditempuh oleh sepeda motor yang memakai 2,5 liter BBG. Selain itu dari tes jarak tempuh akan memperlihatkan angka efisiensi biaya yang dapat didapatkan oleh pengguna,” ujar Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, Kamis (30/3).
BBG pada sepeda motor akan menghemat biaya beli bahan bakar hingga 2 kali lipat. Harga BBG sendiri hanya sebesar Rp 4.500 liter dan harganya sama di manapun tempat pengisiannya. Harga bahan bakar gas diatur dan ditentukan oleh Pemerintah dan konversi bahan bakar gas merupakan salah satu program Kementerian ESDM, sehingga kenaikan harganya tidak akan sesering dan sefluktuatif harga BBM.
Sepeda motor yang telah dikonversi dengan BBG akan memiliki sistem dual fuel yaitu kombinasi bahan bakar BBM dan BBG. Oleh karena itu, BBG akan menambah jumlah bahan bakar sehingga yang ditempuh dapat semakin jauh. Kombinasi bahan bakar ini juga membuat pengguna lebih fleksibel dalam memilih bahan bakar.
“Jarak tempuh per liter bisa lebih dari 35 kilometer sehingga memberikan manfaat lebih bagi pengguna. Pengguna tetap dapat menggunakan BBM dan dapat berhemat dengan menggunakan bahan bakar gas,” imbuh Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia, Muhammad Hardiansyah.
Saat ini, tersedia 20 SPBG di DKI Jakarta, Bekasi, dan Depok. Cara pengisian juga mudah dan praktis, tanpa perlu melakukan bongkar pasang tangki. Pengisian BBG sendiri hanya membutuhkan waktu 1–2 menit.
Hardiansyah menjelaskan bahwa untuk konversi BBG pada sepeda motor perlu dipasang converter kit, tabung CNG, switch untuk mengaktifkan dan nonaktifkan penggunaan BBG, dan perangkat lainnya. Pemasangan dilakukan oleh bengkel tersertifikasi seperti di Bengkel Auto Gas Indonesia BSD dan Bengkel Raja Rafa Samudra, Pondok Gede.
“Sehubungan dengan sertifikasi, tentu menjadi perhatian utama. Kami mengutamakan aspek keamanan pada konversi BBG sepeda motor ini. Tabung CNG yang dipakai telah lolos uji tekan dan berstandar internasional ISO 11439 mengenai kekuatan dan spesifikasi tabung untuk CNG, sehingga kecil sekali kemungkinan untuk meledak dalam penggunaan sehari-hari,” jelas Hardiansyah.
Tabung BBG juga aman, sambung Hardiansyah, karena tabung gas terbuat dari bahan seamless steel pipe yang dibuat dengan proses khusus tanpa sambungan yang membuat tabung ini ringan namun sangat kuat. Tabung yang di pakai sesuai standard safety ISO 11439, dimana telah dilakukan pengetesan sebesar 1.5 kali dari tekanan operasional dan jauh lebih besar dari tekanan pada saat terjadi tumbukan akibat kecelakaan. Cylinder valve juga sesuai standard ECE R 110 dengan mode auto cut off untuk excess flow, artinya jika ada piping putus atau lepas langsung cut off gas dari cylinder.
“Dari uji coba motor CNG yang cukup sukses ini menjadi pemacu bagi kami untuk merealisasikan piloting project pada 300 sepeda motor dalam waktu dekat. Konversi motor CNG merupakan terobosan sekaligus dukungan PGN Group terhadap penyediaan energi yang ramah lingkungan dan hemat bagi masyarakat,” pungkas Rachmat.