TAMBANG, JAKARTA. KOREA Midland Power (Komipo), satu dari lima perusahaan pembangkit listrik milik Korea Power Corporation (Kepco), saat ini berekspansi ke Thailand dan Indonesia. Bisnis luar negeri milik Komipo menyumbang 10% dari total labanya. Yang paling sukses adalah pembangkit listrik berbahan bakar batu bara di Cirebon.
Media dari Seoul, Korea Jong Ang Daily, hari ini melaporkan, pembangkit listrik itu berkibar dengan bendera Cirebon Electric Power, yang beroperasi sejak 2012, dimiliki oleh empat perusahaan: Komipo, Marubeni Corporation (Jepang), Samtan (perusahaan perdagangan batu bara dari Korea), dan PT Indika Energy. Kapasitasnya 660 MW.
Cirebon Electric Power memenangkan tender dari PLN pada 2006. Inilah untuk pertama kalinya perusahaan penyedia listrik dari Korea memenangkan tender proyek pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, di luar negeri.
Saat ini terdapat 195 pegawai warga negara Indonesia yang bekerja di pembangkit listrik Cirebon. Gudang penimbun batu bara mampu menyimpan 300.000 ton, terletak 2 kilometer dari pembangkit. Batu bara sebanyak itu cukup untuk keperluan dua minggu. Listrik dari pembangkit Komipo itu disalurkan untuk 500.000 rumah tangga. Sejak Oktober 2014, pembangkit Cirebon tidak pernah menghadapi masalah, sehingga masuk dalam jajaran pembangkit yang diandalkan PLN.
‘’Staf Indonesia di Cirebon Electric Power bekerja dengan penuh kebanggaan di sini. Mereka bangga memakai seragamnya, lengkap dengan logo perusahaan,’’ kata Lee Inn-hyeok, Wakil General Manager Cirebon Electrik Power.
Pembangkit Cirebon sudah menghasilkan laba akumulasi US$ 46,28 juta, hingga April tahun ini. Komipo telah mengembalikan 66% investasinya di pembangkit. Komipo berharap, seluruh investasi balik pada tahun depan.
Kehadiran Komipo di Cirebon Electric Power menjadi lokomotir bagi hadirnya 40 perusahaan Korea di bidang konstruksi dan manajemen. Doosan Heavy Industries membangun fasilitas dan memasok material, Kepco Engineering & Construction mengawasi desain pembangkit, Samtan memasok bahan bakar, serta Export-Import Bank of Korea mendanai proyek.
Beberapa perusahaan lokal ukuran kecil dan menengah juga mendapat kontrak dari Cirebon Electric Power. Seperti One Plant Company, yang mendapat kontrak 15 tahun bernilai US$ 15 juta untuk perawatan pembangkit.
Komipo mendirikan Dewan Promosi Bisnis Luar Negeri, beranggota 35 perusahaan kecil dan menengah pada April 2012. Pada 2013, dewan ini berhasil mendapatkan ekspor suku cadang sebesar US$ 1,5 juta, $3,6 juta pada 2014, dan $4,02 juta pada 2015.
‘’Tidak seperti di Korea, permintaan listrik di negara berkembang, seperti Indonesia, naik tajam. Indonesia sangat menarik bagi perusahaan energy,’’ kata Cheong Sung-Kyo, Presiden Direktur Cirebom Power Services.
‘’Pemerintah Indonesia sudah memiliki rencana untuk mendirikan 35 gigawatt pembangkit listrik hingga 2019. Pasar listrik tiap tahun tumbuh rata-rata 8,7%,’’ lanjutnya.
Pembangkit listrik lain kini tengah disiapkan di Cirebon, berkapasitas 1.000 MW, rencananya mulai dibangun pada Juli mendatang. Nota Kesepakatan untuk membangun pembangkit ketiga sudah diteken pada 16 Mei lalu.
‘’Bisnis di Thailand akan menjadi jembatan bagi Komipo untuk ekspansi ke negara Asia lainnya,’’ lanjutnya.