Jakarta,TAMBANG, PT Pertamina (Persero) terus mempersiapkan diri dalam rangka alih kelola Blok Rokan. Salah satu lapangan migas terbesar Indonesia ini akan mulai dioperasikan Pertamina lewat anak usahanya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada 9 Agustus 2021.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), RP Yudantoro menyatakan kesiapan Pertamina untuk mengoperasikan Blok Rokan ke depan. “Kami lakukan koordinasi secara intensif bersama SKK Migas dan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), terutama untuk transisi 9 bidang utama demi menjamin keberlangsungan seluruh kegiatan operasi dan kegiatan rutin pasca blok dioperasikan oleh PHR,” terang Yudantoro dalam siaran pers yang diterima www.tambang.co.id.
Sembilan bidang utama transisi Rokan meliputi Drilling Work Over, Pasokan Listrik dan Uap, Kontrak dan SCM, IT dan Petroteknikal, Data Transfer, Human Capital, SOP dan Perijinan, Chemical EOR, serta Lingkungan dan ASR (Abandonment and Site Restoration).
Subholding Upstream Pertamina melalui PHR juga telah mempersiapkan program jangka panjang untuk mempertahankan produksi dan menahan laju penurunan minyak. Blok Rokan adalah blok yang secara natural sudah mengalami penurunan produksi dari tahun ke tahun. Untuk itu, upaya-upaya menahan laju penurunan dan meningkatkan produksi merupakan hal yang paling krusial.
Setidaknya akan ada 44 sumur pengembangan yang akan dilakukan pengeboran di tahun 2021 pasca Blok dialihkan ke Pertamina. Direncanakan adanya 40 sumur pengembangan tambahan lainnya, sesuai diskusi dengan SKK Migas.
Yudantoro menjelaskan selain pengeboran sumur pengembangan, dalam jangka panjang telah disiapkan pula program-program lainnya berupa Infill Drilling, pengeboran sumur eksplorasi, workover / well intervention, optimasi program waterflood dan steamflood, CEOR, serta program lainnya untuk menambah cadangan.
“Sesuai dengan jangka waktu kontrak bagi hasil dengan Pemerintah, Blok Rokan akan dioperasikan hingga tahun 2041 oleh PHR. Pada masa itu kami harus memastikan Blok Rokan terus dapat berkontribusi maksimal terhadap produksi nasional melalui berbagai program yang kami jalankan”, tutur Yudantoro.
Whisnu Bahriansyah, Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi menambahkan bahwa kesiapan alih kelola tidak hanya dilakukan pada aspek operasional, tetapi juga pembinaan hubungan baik dengan para stakeholders. “Subholding Upsteam Pertamina melalui PHR juga melakukan persiapkan program kemasyarakatan, sehingga pasca alih kelola tidak hanya sisi operasional yang akan jalan berkesinambungan, tetapi juga di sisi sosial, masyarakat dan lingkungan,” tutup Whisnu. Blok Rokan merupakan blok penyumbang produksi sebanyak 24% terhadap produksi nasional. Saat ini dioperasikan oleh PT Chevron Pacific Indonesia dengan rata-rata produksi pada kisaran 165 Ribu barrel per hari. Blok Rokan memiliki lima lapangan besar yaitu Duri, Minas, Bangko, Balam South, dan Petapahan yang tersebar di lima kabupaten di Provinsi Riau