Jakarta, TAMBANG – Pemerintah memutuskan pengelolaan Blok Rokan, yang saat ini masih dikuasai Chevron dan akan berakhir pada tahun 2021 nanti, diserahkan kepada PT Pertamina (Persero) untuk pengelolaan berikutnya.
Keputusan yang disampaikan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Selasa (31/7), menjadi tonggak sejarah penguatan kedaulatan energi negeri, sesuai dengan Nawacita yang diusung Pemerintahan Joko Widodo
Keputusan ini tentu disambut gembira oleh BUMN Migas. Plt. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, ini kepercayaan yang diberikan kepada Pertamina untuk mengelola blok dengan produksi lebih dari 200 ribu barel oil per hari. Pertamina akan melaksanakan apa yang sudah disampaikan dalam proposal.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Presiden dan Pemerintah Republik Indonesia serta stakeholders lainnya, yang telah mempercayakan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina. Kami yakin mampu bersaing dengan kontrator kontrak kerjasama lainnya. Sesuai proposal yang telah kami sampaikan kepada pemerintah, dengan mengelola Blok Rokan akan meningkatkan produksi hulu Pertamina yang akan mengurangi impor minyak. Sehingga bisa menghemat devisa sekitar USD 4 miliar per tahun, serta menurunkan biaya produksi hilir secara jangka panjang ,” kata Nicke Widyawati, daam keterangan resminya, Rabu (1/8).
Nicke menambahkan karakteristik minyak di Blok Rokan, sesuai dengan konfigurasi kilang nasional, dimana akan diolah di dalam negeri yakni di kilang Balongan, Dumai, Plaju dan Balikpapan dan lainnya.
Guna mempertahankan produksi, Pertamina dalam proposal juga menyampaikan akan memanfaatkan teknologi Enhance Oil Recovery (EOR) yang juga telah diterapkan di lapangan-lapangan migas Pertamina.Seperti di Rantau, Jirak, Tanjung yang dikelola Pertamina EP, termasuk penerapan steamflood yang juga sudah dilakukan dan berhasil di lapangan PHE Siak.
Sebagaimana ditegaskan sebelumnya, keputusan ini murni diambil atas dasar pertimbangan bisnis dan ekonomi, setelah mengevaluasi pengajuan proposal Pertamina yang dinilai lebih baik dalam mengelola blok tersebut.