Jakarta, TAMBANG – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Djoko Siswanto menyarankan agar Pertamina tak perlu memikirkan blok-blok kecil, tapi cukup fokus ke Blok Rokan dan Mahakam saja. Pasalnya, produksi Blok Rokan sudah bisa mengalahkan produksi dari puluhan blok yang dimiliki Pertamina.
“Dari pada mikirin yang kecil-kecil, lebih baik fokus ke satu yang besar,” ucap Djoko saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (10/8).
Maksud Djoko, ia ingin agar Pertamina lebih mudah menjaga komitmennya, yaitu bisa menjaga volume produksi dari Blok Rokan. Peringatan ini wajar disampaikan, mengingat Mahakam setelah diambil alih Pertamina, produksinya turun.
Djoko bahkan memberi narasi ilustrasi. Ibarat orang yang punya anak, tentu lebih mudah mengasuh satu anak dibanding puluhan anak. Demikian juga dengan mengelola puluhan blok, tentu lebih mudah untuk mengurus satu blok.
“Kalau kecil-kecil gini diituin (dikerjakan, red) juga, direktur hulunya kan satu, pusing dia. Produksinya (Rokan) kan lebih (besar) dari seluruh (blok) yang Pertamina punya,” tegas Djoko.
Ia juga menjelaskan, Blok Rokan itu dikelola Chevron dengan dibantu para pakar se-Asia Pasifik. Hal ini menandakan kalau pengelolaannya memerlukan tenaga ekstra.
“Rokan itu, bule (Orang asing, red) se-Asia Pasifik mikirin satu Rokan. Begitu besar. Nah, kalau itu tidak dipikirin Pertamina, mikir yang kecil-kecil, habis tenaga,” papar Djoko.
Saat ditanya, apakah blok-blok kecil Pertamina berarti lebih baik dikelola eksisting?
“Iya (lebih baik dikelola eksisting),” jawab Djoko.
Asal tahu saja, Blok Rokan merupakan blok yang sudah matang, meskipun saat ini mengalami penurunan, produksi Blok Rokan masih mencapai sekitar 200 ribu barel per hari.