Jakarta-TAMBANG– BUMN energi, PT Pertamina (Persero) menjalin kerjasama dengan Kuwait Petroleum Corporation. Kerjasama yang dikukuhkan lewat penandatanganan Nota Kesepahaman ini dilakukan untuk pengembangan bisnis migas dan energi terbarukan.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengaku senang dengan langkah ini sebagai awal dari upaya mencari dan menciptakan peluang-peluang dan potensi kerjasama strategis kedua perusahaan. “Dalam situasi bisnis yang sangat menantang seperti saat ini aliansi dari dua National Oil Company dari dua negara bersahabat ini menjadi sangat penting bagi strategi bisnis hulu hingga hilir kedua perusahaan,” demikian Dwi.
Dijelaskan pula bahwa MoU ini akan menjadi landasan bagi kedua perusahaan untuk melakukan kajian bersama terkait potensi kerjasama di bidang minyak dan gas bumi, termasuk juga energi baru dan terbarukan di Indonesia, Kuwait maupun di wilayah negara lainnya. Kajian yang akan dilakukan diantaranya kajian teknikal, komersial maupun finansial baik di upstream, midstream maupun downstream termasuk bidang pemasaran, pengolahan, infrastruktur dan petrochemical.
Saat ini Pertamina memiliki pertumbuhan bisnis upstream yang cukup baik dengan produksi minyak pada kuartal II 2015 tumbuh sekitar 8% (y-o-y) pada level 274.03 ribu barel per hari dan gas stabil di posisi 1,6 BSCFD. Sekitar 27% dari total produksi minyak perusahaan disumbangkan dari operasinya di luar negeri.
Sedangkan dari sisi midstream, Pertamina terus meningkatkan efisiensi kilang domestik sehingga dapat bersaing di level regional. Selain melakukan optimasi, Pertamina saat ini menyiapkan dua program utama di bidang pengolahan, yaitu Refinery Development Masterplan Program (RDMP), dan New Grass Root Refinery (NGRR) untuk menciptakan kilang dengan kompleksitas tinggi, peningkatan kapasitas dari 1 juta BPH menjadi 2,3 juta BPH pada 2025, serta mengintegrasikannya dengan petrochemical.
Adapun, di sektor pemasaran, infrastruktur penyimpanan, transportasi dan distribusi, serta outlet penyaluran BBM Pertamina relatif merata dan menjangkau seluruh pelosok nusantara. Saat ini, Pertamina memiliki kapasitas penampungan BBM sekitar 5 juta KL dengan rencana penambahan kapasitas 1,5 juta KL dalam 5 tahun ke depan, serta 6.835 lembaga penyalur, dengan 5.399 unit diantaranya berupa SPBU. “Hal ini menjadi kekuatan kompetitif yang dimiliki Pertamina untuk dapat mendominasi pasar di dalam negeri.”kata Dwi.
Nota kesepamahaman ini ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto dan dan CEO Kuwait Petroleum Corporation Nizar Mohammad Al-Adsani di Jakarta, Senin (31/08).