Balikapan, TAMBANG – Dalam rangka mendorong transisi energi, PT Pertamina (Persero) memberikan bantuan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan kapasitas total 326,25 kWp. Bantuan tersebut diresmikan secara simbolis pada Kamis (11/5).
Peresmian dilakukan oleh Direktur SDM & Penunjang Bisnis Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, VP Stakeholder Relations & Management Pertamina dan Manager CSR Pertamina bersama dengan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi UGM.
Dalam sambutannya, Direktur SDM dan Penunjang Bisnis Pertamina NRE, Said Reza Pahlevy menyampaikan bahwa bantuan PLTS atap yang diberikan untuk UGM adalah sebagai aksi konkret Pertamina dalam mempercepat transisi energi yang dilakukan tidak hanya dalam konteks bisnis tapi juga dalam bentuk kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Pada kesempatan ini diberikan untuk kalangan pendidikan, salah satunya kepada UGM.
“Sebagai perusahaan energi, Pertamina berkomitmen untuk melakukan percepatan transisi energi. Pertamina mendorong tujuan ini dalam program TJSL salah satunya bantuan PLTS di UGM ini,” ujar Said.
Pembangunan PLTS atap di UGM telah melalui berbagai tahapan hingga akhirnya mulai beroperasi sejak 25 Agustus 2023. Dari total 326,25 kWp PLTS tersebut terpasang di tujuh titik atap Gedung UGM, yaitu di Fakultas Ilmu Budaya (71,25 kWp), Fakultas Hukum (39,75 kWp), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik BA (82,5 kWp), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik BC (45 kWp), Fakultas Kehutanan JBIC (20,25 kWp), Fakultas Kehutanan IFFLC (40,5 kWp), dan Fakultas Geografi (27 kWp).
Dengan kapasitas terpasang tersebut, emisi karbon yang dapat diturunkan dalam setahun kurang lebih mencapai 309,7 ton CO2 ekuivalen atau setara dengan kemampuan penyerapan karbon 14.747 pohon dewasa. Pada tahun 2022, produksi listrik dari PLTS atap tersebut telah mencapai 169.689 kWh.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi UGM, Arief Setiawan Budi pada acara peresmian menyampaikan apresiasinya atas bantuan yang diberikan oleh Pertamina tersebut yang telah berkontribusi pada upaya pemenuhan energi bersih di lingkungan UGM.
“Alhamdulillah per September 2022, kita bersama Pertamina, UGM telah memiliki PLTS dengan kapasitas 326 kWp. Ini langkah awal kita bisa berkontribusi untuk energi bersih di kampus,” ungkap Arief.
Arief menambahkan bahwa mengembangkan PLTS di dalam kampus memang harus terus dilakukan mengingat konsumsi energi listrik gedung-gedung di UGM sangat besar. Tercatat dalam setahun konsumsi energi listrik di UGM mencapai 25,63 GWh atau rata-rata 2,1 GWh per bulan. Walau baru memberikan kontribusi 1%, namun Bantuan PLTS dari Pertamina telah menjadi langkah awal untuk energi bersih di lingkungan kampus.
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menyampaikan bahwa upaya percepatan transisi energi yang didorong oleh Pertamina tersebut sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) 2060.
“Pertamina memiliki strategi yang konkret untuk mendukung aspirasi NZE 2060, yaitu dengan melakukan dekarbonisasi terhadap bisnisnya dan membangun bisnis baru yang lebih hijau. Seluruh lini bisnis Pertamina akan bersama-sama bergerak menuju tujuan tersebut, termasuk pada program TJSL” ungkap Fadjar.
Dukungan Pertamina melalui program TJSL di bidang lingkungan untuk menggunakan energi baru terbarukan di sektor pendidikan sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan (TPB) poin 7 Energi Bersih dan Terjangkau, dan poin 13 Penanganan Perubahan Iklim, serta wujud komitmen tinggi untuk mengimplementasikan aspek environment, social, and governance (ESG) ke setiap aspek bisnis dan operasionalnya.