JAKARTA, TAMBANG. MOBIL listrik dapat menggerogoti pasar minyak, lebih cepat dari yang selama ini dibayangkan. Sebuah laporan terbaru mengenai energi baru yang dikeluarkan Bloomberg menyatakan, makin murahnya biaya membuat baterai listrik membuat mobil listrik jauh lebih murah ketimbang mobil yang memakai mesin sistem pembakaran. Menjelang 2020, harga mobil listrik diperkirakan akan bersaing dengan mobil biasa.
Harga baterai mobil listrik turun 35% pada 2015. Ini merupakan perkembangan baru yang sangat penting bagi mobil listrik. Bloomberg menilai, dalam enam tahun mobil listrik akan bersaing ketat dengan mobil berbahan bakar minyak. ‘’Artinya, pada 2022, mobil listrik siap untuk bertarung di pasaran melawan mobil biasa,’’ tulis Bloomberg. Efisiensi mobil listrik akan membaik 3,5% setiap tahun.
Pada 2040, mobil listrik akan menguasai 35% pasar. Dalam hitungan dolar saat ini, harga mobil listrik hanya sekitar $22.000 per buah (mendekati Rp 300 juta untuk kurs sekarang).
Menurunnya harga itu dipicu oleh makin murahnybaterai. Ongkos bateri lithium-ion berkurang menjadi hanya $350 per kWh pada 205, turun 65% sejak 2010. Pada 2030, angkanya akan turun lagi menjadi hanya $120 per kWh, kurang dari separuh biaya saat ini.
Bagi minyak, situasi ini akan mengkhawatirkan. Bloomberg mengingatkan, ‘’Revolusi mobil listrik akan lebih dramatis dampaknya ketimbang yang diperkirakan pemerintah dan perusahaan minyak.’’
Media oilprice.com hari ini memberitakan, industri perminyakan tidak pernah memperhitungkan dampak dari hadirnya mobil listrik. Hal ini, antara lain tercermin dari ucapan Kepala Eksekutif ConocoPhillips pada 2015 yang menyatakan bahwa, ‘’Mobil listrik tidak akan mempunyai dampak besar, sampai 50 tahun lagi.’’
Gejolak pasar minyak yang terjadi saat ini telah memberi pelajaran penting bagi para investor cerdas di bidang energi. Media cetak mengeluarkan berita yang menakutkan tentang dampak jatuhnya harga minyak. Di sisi lain, investor energi telah melangkah untuk memenangkan pertempuran di bidang energi minyak ini.
Mereka kemudian masuk ke mobil listrik. Menurut hitungan Bloomberg, pada 2040 akan terjual 41 juta mobil listrik. Semuanya memerlukan setrom secara teratur. Seluruh mobil itu setiap hari memerlukan 1.900 tera-watt-jam, sekitar 8% permintaan listrik dunia pada 2015.
Tentu ini hanya merupakan proyeksi. Meski proyeksi OPEC dan IEA tentang harga minyak selama ini terbukti salah, tetapi ada baiknya Anda mulai memperhitungkan dampak kehadiran mobil listrik. Perusahaan minyak harus terus-menerus mengurangi ongkos.
Agar mobil berbahan bakar minyak terus murah, banyak yang berharap harga minyak di kisaran $30 per barel, seperti saat ini.
Foto: Sebuah mobil listrik keluaran BMW. Sumber foto: www.gogopay.co.id