Jakarta,TAMBANG,- Gubernur Maluku Utara KH Abdul Gani Kasuba (AGK) mengunjungi wilayah operasional HARITA Nickel di Pulau Obi, Halmahera Selatan pada Kamis (3/3) tadi. Kunjungan kerja ini dilakukan guna memastikan bahwa pengelolaan lingkungan yang dijalankan oleh HARITA telah sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
Dalam kunjungan tersebut, Abdul Gani Kasuba didampingi Kepala Dinas ESDM Malut, Hasyim Daeng Barang dan penyidik lingkungan DLH Malut Yusra Hi Noho. Rombongan orang nomor satu di Maluku Utara ini tiba di Kawasi, Obi pada pukul 13.00 WIT. Sebelum memasuki area operasional, rombongan melihat langsung kondisi laut Kawasi yang biru dan indah.
Penanggung Jawab Teknik dan Lingkungan (PTL) Halmahera Persada Lygend (HPL) Rico W. Albert kepada Gubernur dan jajarannya memaparkan kondisi aktual operasional HARITA Nickel. Ia memastikan, keseluruhan operasional sesuai dan taat terhadap seluruh perizinan yang berlaku. Komitmen ini juga ditunjukkan dengan operasional yang baik, seperti tidak adanya fatality (kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian).
“Semua capaian ini tak lepas dari dukungan Pemerintah Daerah, baik Kabupaten maupun Provinsi yang terus mengawasi dan membimbing perusahaan. Koordinasi yang baik ini akan terus ditingkatkan. Kami berterimakasih akan hal itu”, ungkap Rico di hadapan Gubernur dan rombongan.
Rico juga menjelaskan, ke depan, HARITA akan menjadi salah satu perusahaan pengelola nikel terbesar di Indonesia yang akan memberikan kontribusi optimal kepada daerah dan bangsa, tentu dengan tetap menjaga lingkungan. Ia juga memastikan, perusahaan telah melaksanakan program tanggung jawab sosial dengan baik dan akan terus berupaya menjadi lebih baik.
Dalam sambutannya di depan manajemen dan karyawan HARITA Gubernur Abdul Gani mengatakan berkenan mengecek langsung operasional HARITA dan memastikan lingkungan aman dan terjaga. Ini merupakan bentuk dukungan Pemerintah Daerah terhadap investasi.
“Saya bangga terhadap HARITA yang telah berinvestasi besar di tanah kelahiran saya, Maluku Utara. Namun sebagai putera daerah, saya meminta agar lingkungan tetap diperhatikan dengan mengikuti aturan yang ada. Operasional HARITA harus dapat memberi manfaat kepada daerah dan masyarakat,” ujar Abdul.
Gubernur beserta rombongan berkeliling wilayah operasional dan didampingi langsung oleh Komisaris Utama HPL Stevi Thomas. Kepada Gubernur, Stevi Thomas menjelaskan komitmen HARITA Nickel terhadap lingkungan dan memastikan bahwa isu pencemaran lingkungan oleh HARITA tidak benar, seperti yang disaksikan oleh Gubernur secara langsung.
Di sela-sela kunjungan, Yusra Hi Noho yang juga Kabid Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup mengungkapkan, dari 109 izin usaha pertambangan di Malut, HARITA merupakan perusahaan yang paling baik dalam pengelolaan lingkungan. Tidak hanya itu, segala rekomendasi yang bersifat memperbaiki, selalu ditanggapi secara positif. Semoga hal ini terus ditingkatkan.
Usai berkeliling dan meninjau pabrik pemurnian nikel pertama di Indonesia yang menghasilkan bahan baku baterai kendaraan mobil listrik tersebut, rombongan kembali meninggalkan lokasi pada sore hari.
Untuk diketahui HARITA Nickel merupakan bagian dari HARITA Group yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selaan, Maluku Utara. HARITA Nickel memiliki IUP Pertambangan dan juga pabrik peleburan (smelter) serta pemurnian (refinery) nikel yang terintegrasi di Obi.