Jakarta – TAMBANG. Senin (10/8), PT Bursa Efek Indonesia (BEI), bersama dengan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memperingati 38 Tahun diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia. Acara ini pun dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo mengatakan tak perlu menjadi “kagetan” saat berinvestasi di pasar modal. Walau terkadang ada fluktuasi pasar, tapi itu lazim dialami seluruh bursa di dunia.
“Semakin banyak masyarakat berinvestasi di pasar modal juga dapat dimaknai sebagai salah satu cara mendemokratisasikan ekonomi,” ujarnya Senin (10/8).
Presiden pun mengatakan, untuk berinvestasi di pasar modal, investor harus mempunyai informasi yang memadai.
Di saat yang sama, Presiden Joko Widodo meresmikan peluncuran saluran televisi pasar modal “Indonesia Business & Capital Market Television (IBCM) Channel”. Peluncuran IBCM Channel merupakan salah satu upaya BEI untuk menciptakan pasar modal yang efisien dengan menyediakan informasi terkini tentang pasar modal yang dapat diterima oleh masyarakat luas dalam waktu bersamaan. Nantinya saluran TV khusus pasar modal ini akan menyiarkan secara penuh informasi tentang pasar modal kepada masyarakat selama 10 jam nonstop setiap harinya.
Diharapkan IBCM Channel dapat menjadi panduan bagi khalayak yang ingin mengetahui lebih dalam seputar pasar modal Indonesia. IBCM Channel juga akan tayang di 4 negara lain, sebagai komitmen BEI untuk mendistribusikan informasi tentang pasar modal Indonesia ke seluruh dunia.
Selain meresmikan peluncuran IBCM Channel, Presiden RI juga mengumumkan kenaikan batas maksimal dana perlindungan investor dari Rp25 juta per pemodal menjadi Rp100 juta per pemodal. Kenaikan dana perlindungan investor ini merupakan pengembangan BEI yang dilakukan melalui anak usaha PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI).
Ke depannya, secara berkesinambungan batas maksimal dana perlindungan investor akan mengikuti perkembangan pasar yang dinamis sehingga dapat semakin meningkatkan kepercayaan dan kenyamanan investor dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Di kesempatan yang sama, Presiden RI juga menyaksikan penyerahan sertifikat pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Telkom Tahap I milik PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan penyerahan secara simbolis pembukaan rekening Efek dari PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) kepada 10.000 karyawannya. Penerbitan obligasi korporasi oleh PT Telkom ini menjadi catatan tersendiri karena nilainya yang sangat besar yaitu Rp7 triliun dan sebagian mempunyai tenor hingga 30 tahun.
Suksesnya penerbitan obligasi PT Telkom yang sebagian besar dananya diperuntukkan pembangunan infrastruktur ini menunjukkan tingkat kepercayaan investor korporasi yang tinggi pada keberlanjutan pembangunan jangka panjang di Indonesia. Kesuksesan ini diharapkan juga dapat diikuti oleh Emiten-Emitan lain, sehingga dapat menunjang salah satu fokus pemerintah dalam program-program pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Muliaman D. Hadad mengatakan bahwa OJK bersama seluruh pemangku kepentingan di sektor pasar modal, terus menerus melakukan terobosan dan antisipasi untuk meningkatkan resiliensi dan kontribusi pasar modal Indonesia terhadap pembangunan nasional. Khususnya menghadapi perkembangan perekonomian domestik dan global, yang saat ini bergerak cukup dinamis.
Peran masing-masing SRO diharapkan dapat semakin ditingkatkan dalam memajukan perekonomian Indonesia yang juga dapat menambah daya saing Indonesia di tingkat global. Selain itu, BEI, KPEI dan KSEI, dibawah koordinasi OJK, juga melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) bertepatan dengan HUT ke-38.
Pada tanggal 9 Agustus 2015, dalam acara Family Gathering keluarga besar pasar modal, berhasil terkumpul dana sekitar Rp297 juta yang akan digunakan untuk membantu korban bencana alam. Pada 11 – 12 Agustus 2015, kegiatan CSR dilanjutkan dengan pemberian bantuan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di 19 Kantor Perwakilan (KP) BEI, yaitu: Riau, Padang, Lampung, Batam, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Manado, Makassar, Semarang, Banda Aceh, Medan, Jayapura, Palembang, dan Jambi.
Bantuan yang diberikan bertujuan agar lingkungan sekolah menjadi tempat yang menyenangkan bagi pelajar sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan memaksimalkan aktivitas akademik di sekolah tersebut. Diharapkan agar upaya masing-masing SRO dapat meningkatkan kontribusi sektor pasar modal dalam upaya perbaikan ekonomi nasional menuju ke arah yang positif.