Jakarta, TAMBANG – Pandemi virus corona belum membawa dampak signifikan bagi kegiatan operasional tambang batu bara. Hingga kuartal pertama tahun ini, produksi batu bara nasional tembus di angka 141 juta ton.
Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono. Capaian tersebut menandakan aktivitas pengerukan batu bara berjalan sesuai rencana yang dicanangkan.
“Batu bara selama triwulan pertama masih on track, masih ok. Ini capaian 141 juta ton cukup bagus,” ungkapnya, Kamis (9/4).
Jika mengacu pada target produksi tahun 2020 yang dipatok sebanyak 550 juta ton, maka capaian kuartal pertama ini mencatatkan realisasi sekitar 26 persen. Kata Bambang, angka tersebut tergolong bagus karena biasanya produksi batu bara di awal tahun agak tersendat karena dipengaruhi faktor cuaca.
“Persentase produksi masih 26 persen. Biasanya Januari lambat karena ganggguan cuaca, ada hujan,” bebernya.
Dari aspek pemasaran, sambung Bambang, memang diakui tambang batu bara merasakan dampak corona, khususnya pengapalan menuju negara-negara yang menerapkan kebijakan lockdown.
Meski demikian, hal ini belum secara signifikan memukul harga batu bara. Cerminannya bisa dilihat dari Harga Batubara Acuan (HBA) yang dirilis Pemerintah sepanjang kuartal pertama 2020.
“Dari sisi harga kita mengeluarkan HBA bulan Februari sekitar USD 66 per ton sekarang 65 per ton, turunnya 1 dolar, batu bara triwulan satu masih oke,” tuturnya.
Untuk diketahui, HBA bulan Januari dipatok sebesar USD 65,93 per ton, kemudian Februari USD 66,89 per ton, Maret USD 67,08 per ton, dan April USD 65,77 per ton.