Jakarta, TAMBANG – PT Amman Mineral Nusa Tenggara berhasil memenuhi target pembangunan smelter yang dicanangkan pemerintah. Setelah lolos dari evaluasi pada Agustus lalu, kemajuan smelter emiten berkode sahan AMNT ini mencapai 13 persen.
“(AMNT) serius dalam pembangunan smelter. Mungkin ini sudah 13 persen. Ini cepat,” kata Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makkasau kepada tambang.co.id saat dijumpai di kompleks parlemen, Rabu (5/9).
Sebagaimana diketahui, berdasarkan regulasi yang berlaku, setiap perusahaan mineral berhak memperoleh rekomendasi ekspor, dengan syarat berseia membangun smelter di dalam negeri. Setiap rekomendasi punya masa aktif satu tahun, dan progres smelter akan dievaluasi setiap satu semester.
Bila dalam evaluasi tersebut, ditemukan capaian pembangunan smelter yang tidak sesuai target, maka rekomendasi akan dicabut sementara. Rekomendasi bisa iajukan kembali jika perusahaan sudah memenuhi target pembangunan per semester, dan berhasil melewati evaluasi dari surveyor independen yang diutus pemerintah.
Khusus soal Amman, evaluasi smelter dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus. Sejak pertama mengantongi rekomendasi ekspor, Amman adalah salah satu perusahaan yang bisa memenuhi target pembangunan.
“Kita baru (membangun smelter) satu tahun 5 bulan. Evaluasinya Agustus, Februari, lalu Agustus lagi,” tegas Rachmat.
Berdasarkan Tim Surveyor yang ditunjuk Kementerian ESDM pada Februari lalu, kemajuan pembangunan smelter Amman sudah mencapai 10,1 persen, termasuk persiapan lahan. Adapun luas lahannya mencapai 100 hektare.
Untuk menyeiakan lahan smelter, Amman harus memotong bukit atau yang sering disebut Land Clearing. Sejak April 2017, estimasi total cut volume mencapai 1,1 juta meter kubik.
Penyiapan lahan ini ditargetkan rampung di penghujung tahun 2018 dan dapat masuk tahap konstruksi bangunan. Dengan demikian, smelter bisa masuk tahap commisioning pada tahun 2022 mendatang.
Salah satu tantangan membangun smelter ini adalah ancaman potensi tsunami. Ini mengacu studi tsunami 100 tahun ke belakang. Untuk mengatasi itu, ketinggian pabrik pun harus disesuaikan yakni maksimal +4 hingga +5 MSL.
Untuk diketahui, smelter Amman Mineral nantinya bisa menampung konsentrat hingga 2,6 juta ton. Pabrik ini akan dibangun oleh anak perusahaan bernama PT Amman Mineral Industri (AMIN) sebagai pelaksananya.