Jakarta, TAMBANG – Kantor Staf Presiden (KSP) mengapresiasi langkah Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) yang telah melibatkan masyarakat dalam pengembangan biomassa. Sehingga, tak hanya mampu mengurangi emisi karbon, tetapi juga menjadi katalis pendorong perekonomian rakyat.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian I Kantor Staf Presiden, Trijoko M Soleh Oedin mengapresiasi keberhasilan pelaksanaan program cofiring oleh PLN yang tidak berbasis Hutan Tanaman Energi (HTE), melainkan memanfaatkan bahan baku dari limbah pertanian, perkebunan dan perhutanan serta penanaman di lahan kritis. Sebab, dengan memanfaatkan limbah maka akan terjadi penurunan emisi dari limbah yang membusuk atau dibakar. Sedangkan dari penanaman di lahan kritis maka akan ada penyerapan karbon di tanah dan di batang tanaman.
“Dan yang menarik adalah, ekosistem biomassa ini akan menurunkan emisi dari sisi FOLU (Forestry and Other Land Use) dan Agriculture. Setidaknya sekarang itu bahasanya sedekah oksigen,” ungkap Trijoko, Jumat (03/5).
Dia menegaskan, program co firing Biomassa oleh PLN ini sangat membantu komitmen pemerintah dalam upaya menurunkan emisi karbon.
“Di PLTU mengurangi porsi batu bara dengan biomassa akan terjadi penurunan emisi karbon. Sedangkan di hulunya, ada pengurangan emisi karbon dari pemanfaatan limbah serta peningkatan karbon stok dari penanaman,” beber dia.
Trijoko menambahkan, untuk mencapai net zero emission (NZE), perlu dilakukan Life Cycle Assessment, dari hulu sampai hilir. Oleh karena itu, ia mendukung penuh program serupa untuk direplikasi dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait.
Sementara itu, Lurah Gombang, Supriyanto menerangkan, program tersebut merupakan solusi bagi masyarakatnya. Menurutnya, warga di wilayahnya sangat senang dengan adanya program tersebut. Ia berharap, program PLN EPI jadi salah satu solusi kurangnya pakan di musim kemarau.
“Kami dan warga sangat senang dengan program ini karena memang warga sangat membutuhkan pakan. Terlebih, rantingnya juga bisa punya nilai ekonomi karena untuk cofiring,” jelas Supriyanto.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara mengatakan, pengembangan energi biomassa menjadi salah satu komitmen perusahaan dalam pencapaian net zero emission melalui penyediaan pasokan energi alternatif untuk mengurangi batubara.
“Pengembangan energi biomassa sejalan dengan komitmen PLN untuk mengurangi emisi karbon melalui program penyediaan dan pengembangan ekosistem biomassa untuk co firing PLTU,” kata Iwan di Jakarta
Iwan menjelaskan, komitmen pengembangan biomassa terus dijalankan perusahaan. Ada tiga inisiatif strategis yang telah dilakukan oleh PLN EPI, yaitu Program STAB (Socio Tropical Agriculture-waste Biomass) memanfaatkan limbah pertanian/limbah pangan seperti sekam, jerami, bonggol jagung, serbuk aren, batang singkong dan lain-lain.
Kemudian ada program PERTIWI (Primary Energy Renewable & Territorial Integrated Wisdom of Indonesia) memanfaatkan limbah perkebunan/perhutanan seperti limbah replanting karet, kulit dan limbah sagu, limbah sawit, dll; dan optimalisasi lahan kritis/non produktif melalui program Green Economy Village yang telah dimulai sejak Februari 2023 bersama Pemda DIY dan Keraton Yogyakarta dengan melakukan penanaman tanaman pakan ternak dan biomassa di Gunung Kidul, DIY.
Iwan menerangkan, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan program ini berjalan dengan lancar, dimana PLN EPI menggandeng stakeholder terkait dalam menjamin kehandalan pasokan biomassa.